Pembalasan Istri Kampungan
puas ka
ak
pergi meninggalkan tempat ini, tetapi nyatanya tidak. Kini Bella malah menemukan tempat persemb
ku?" tanya Nara sambil memegangi sa
i depan para wartawan? Hah?" ujar Bella dengan tatapan yang kian menusuk tajam
aku sudah membongkar semua kebusukan suami barumu di awal seperti ini!
bih dahulu rambutnya. Gerakan wanita itu terlalu cepat dan brutal, hingga membuat tubuhnya terus
telah merusaknya! Lagi pula Evan seperti itu hanya padamu! Bukan aku! Dia sangat mencintaiku, dan aku
khirnya setelah sekian lama berusaha ia berhasil mendorong wanita itu menjauh. Dengan cepat Nar
hongimu! Dia menikahimu, dengan uang hasil menggadaikan rumah tempat ting
dua alis Nara sampai menekuk hampir menyatu, hingga akhirnya tiba-tiba saja ia merasa seb
ni, Nara?" ucap seseorang yang seketik
ara bergantian. Senyum miring kedua pasangan yang baru menikah itu terlihat begitu penuh arti, hi
kerja sama untuk menghancurkan hidupku?" teba
ra. Tetapi kami hanya memanfaatkanmu saja," jawab Bella dengan nad
tempat awalnya terjatuh. Kedua insan itu seolah tak tahu malu, bahkan mereka tida
benar memabukkan untukku, Sayang!"
mantan istrimu, mana yang lebih memabukkan, Mas
ivitas dua manusia yang ada di hadapannya, hingga kini dirinya hanya bisa mengepalkan e
urus ke arah Nara. "Kalau itu jawabannya sih sudah pasti kamu, Sayang. Untuk melihat tubu
yata hal itu adalah alasan selama ini Evan tak pernah menyentuh dan menjadi dirinya sebagai seorang istri yang seu
ngat jahat, Mas!" ucap Nara s
angnya Nara tak mau memperlihatkan
bukanlah waktu dan tempat yang tepat untuk hal yang seperti i
r suaminya itu bergerak dengan begitu lembut di atas permukaan pakaia
timpal, Mas! Ingat! Sampai kapan pun aku tidak akan pernah rela
ukan keberadaan mobil Dimas. Namun sayangnya, sampai detik ini kedua netranya tak kunjung menemui keberadaan mobil tersebut. Nara begitu bing
Pembicaraan kita belum selesai, Nara! Kau harus menarik semua pengakuanmu di ha
b! Karenamu, aku jadi sangat malu! Cepat
da sepatah kata apa pun yang keluar dari mulutnya. Bulir-bulir keringatnya sudah semakin b
is! Kau cukup menuruti perintah kami saja, lalu kau bisa kembali hidup tenang di lua
n, hingga membuat detak jantung Nara semakin berbunyi kencang tak karuan. Nara begitu panik, sambil meremas kencang bajunya send
wh
dia,