JEJAK CINTA DI SISIKU
r biasa antusias. Masih pukul 5 pagi ketika Kemala membangunkan Anindita untuk sholat subuh. Selesai sholat mereka turun ke bawah dan Anindita meny
i sebuah kursi sambil memperhatikan Dirga menggiling adonan menggunakan sebuah mesin penggiling mie. Dirga terlihat begitu terampil, tangannya cekatan mem
incah menggunakan pisau daging yang cukup besar. Anindita sempat terpana penuh rasa kagum. Rasanya seluruh badannya bergetar ingin ik
voila! bakso yang bulat sempurna keluar dari moncong di bagian bawah mesin menuju sebaskom air dingin. Seorang karyawan menunggu baskom tersebut hampir penuh kemudian
kan pembuatan mie dan bakso. Saat sarapan ber
juga Kemala, caramu memotong daging ayam seperti seorang chef yang ahli, sangat luar bia
Dirga hanya melirik Anindita sesaat menyaksikan binar di mata gadis itu kemudia
kita bekerja di sini?" Kemal
a di dapur seperti ini butuh keahlian dan tenaga yang cukup besar. Apa kau pikir tubuh mungilnya itu mampu mengangkat sebaskom
mendengar ucapan Dirga. Anindita tib
ku bisa memotong daun bawang dan seledri. Karena kalian sudah membantuku, izinkan aku m
Izinkan saja. Aku yakin dia akan berhati-hati dan belajar banyak ha
hal yang harus ia perhitungkan deng
rsihkan tauge dan membantu Kemala memotong daging ayam. Kau sendiri yang meminta ya
tempat mencuci piring. Dirga mencuci piring makannya sendiri. Sementara Anindita dan Kemala kelihatan begit
~
dah dibuka mereka akan membantu kami melayani pembeli. Mereka semua bisa meracik mie ayam dan bakso dengan tepat dan
bawang serta seledri. Masing-masing sayuran diletakkan di tempat berb
ni untuk apa?"
nyak ayam yang sudah dipakai untuk menggoreng bawang ini akan terasa lebih nikmat untuk tambahan minyak dalam mie
i gepeng baru kemudian dicincang kasar. Ketika Kemala menggoreng bawang, Anindita memperhatikan besar api yang digunakan saat menggore
in nanti dimasukkan ke dalam toples khusus bawang putih, lalu l
mie ayam. Kemala sengaja meminta Anindita untuk berdiri di dekat Lio yang sedang memasak mie ayam. "
k bumbu yang terdiri dari sedikit garam, lada, kaldu bubuk disiram minyak ayam dan minyak wijen serta ditambahkan sedikit kecap asin. Anindi
tikan dengan seksama. Tingkat kematangan mie juga menjadi salah satu perhatiannya. Mie yang sudah matang terlihat lebih lent
begitu ya?" Anindita tak ta
terlalu bergolak maka mie ayam yang dim
diperhitungkan dengan cermat sekali
ian tugas cuci piring selama 5 bulan, baru kemudian kebagian tugas memotong ayam. Kalau yang lain udah pada jago karena sebagian pernah kerja di
kemari. Dia begitu fokus dengan apa yang dikerjakannya samping ta
dita belajar cukup cepat dan
am mangkok terpisah ditabu
g, dengan cekatan Anindita menuangkan kecap asin di sebuah
ih gorengnya." Anindita menyer
mie ayam di sini belum pernah melihat pelayan perempuan." pelangga
bekerja di sini. N
at di wilayah sini. Kamu kerja yang bener, nanti kalau betah di sini saya yakin kamu bisa belajar ba
di sini. Selamat menikmati hidangannya ya pak." A
berinisiatif mengangkat mangkok dan gelas ke arah dapur. Tak lupa ia menge
engan cekatan Anindita mengerjakan banyak hal yang terlihat sederhana tapi cukup melelahkan bagi seorang pemula se
am makan malam sudah lewat." Suara Dirga terdengar begitu ber
ng ini tutup?" A
udah bekerja seharian, ap
u. Ia bahkan sampai tak merasa lapar, mungkin karena bekerja dengan penuh semangat
s brokoli. Kau harus mencobanya.
an?" Anindita berta
i biasanya bergantian makan ketika jam makan malam waru
u makan Dirga. Pria itu sedang menyendok n
nggal kita berdua yang belum mak
Ada semangkok semur daging dan sepiring tumis brokoli. S
semua orang yang bekerja keras di warung ini. Setelah semua orang selesai makan malam, baru Dirga akan mulai makan. Dalam hati Anindita ia merasa Dirga bukan pria biasa yang terlihat egois. Pria di hadapannya ini mementingkan orang-orang yang bekerja
terasa berat?" Suara Dirga yang berwib
ni." Anindita mulai menyuap nasi ke mulutnya. "makanan di sin
rian di ruang makan., sementara Anindita masih menikmati semur daging dan tumis brokoli, ia bahkan menambah sepiring