KAMU PENYELAMAT HIDUPKU
Aisyah yang menatap
," jawab temannya
an makanan yang sama," ucap Aisy
gak," sahu
ma Pak Dirman," celetuk Kar
kota SR," Aisyah mulai menerka-nerka
bang disana. Ditambah lagi daerah masih banyaknya penganggu
," Aisyah berdiri lalu men
itu kembali lagi. Aisyah sendiri bekerja di perusahaan MLS Groups International. Yang dimana pe
seorang pria ya
ia itu. Aisyah segera mengulurkan ta
desa dulu ya!" perintah Ipunk
ertanya sambil meng
u," Ipunk menjawab sa
ingin bertemu dengan Pa
biar kuat menghadapi kenyataan setelah i
k sang manager produksi itu. Setiap bertemu selalu saja menyelipkan pesan absurd yan
man-temannya itu. Tatapan mereka tidak pernah lepas dari Aisyah. Wanita paruh baya memberi
erdiam dan sangat malas menanggapi pria tersebut. Pria itu mendekati Aisyah
pria itu memuji Aisyah
ngan malas. Ia hanya bisa menahan dir
tinya karena tahu sifat Ai
pria itu terus-terusan me
ak memesan makanan, mungkin Aisyah sudah pergi dari sini. B
," Aisyah terpaksa berbohong ka
ia itu agar tidak terlalu jauh. Apalagi Aisyah sendiri sangat peka kepada orang yang baru dike
lau mengganggu," pria itu terseny
auh, Kartika menyenggol lengan Aisyah dengan perasaan kesal. Lalu Nanik teman
dari tadi diam saj
an pria centil seperti itu,"
si Irfan?" tanya Kartika y
a pesanan mereka. Pelayan itu memin
anik sambil terseny
Kartika yang memutar bo
pada waktu pria itu menatapnya secara terus menerus. wanita berambut lurus itu ingin melepaskan sep
" Nanik membisiki Aisyah yang tidak sengaja
layaninya," Aisyah sengaja membuang waj
ada meeting!" titah
belas menit, mereka menyelesaikan makannya. Aisya
an formal mendekatinya. Pria itu menarik baju
," sapa Aisyah
i kamu memasang senyuman lembut seperti
a Pak Dirman ya?" tanya Aisya
kkan kepalanya. Ia malas menjawab
an meja milik Mbak Ai
ng membayar terus?"
ah nama panggilan kecil Aisyah. Nama panggilan itu memang dit
enak hati kalau makanannya terus digratiskan oleh beberapa petinggi perusahan. Lain lagi dengan Kartika, ia selalu saja berharap mendapatkan gratisan dari para petinggi
aan manufakturing. Meski begitu mereka sangat ko
ana?" tan
selai kacang?" t
petinggi lainnya," jawab Kart
pi Pak Dirman dan Pak Adjie enggak boleh mengeluarkan semuan
ie mau membangun pabrik di d
ar. Syukur-syukur pabrik itu dibangun. Gunanya untuk menguran
ru. Tapi Aisyah hanya menghela nafasnya dengan berat. Ia tidak akan diizinkan untuk tinggal d
isyah mulai berdiri
ungk