Sahabat Bad Boy VS Dosen Moody
pun tidak tahu keberadaan sahabat laki-lakinya itu. Setidaknya, Susan tahu Dick
serta sahabatnya. Siapa pria dalam hatinya saat ini. Malam yang mulai larut, Susa
hat ke luar jendela. Tampak mobil merah mini cooper milik Eli mundur
in penasaran dan mulai meragukan pria berdarah amerika itu. Sepertinya benar p
n semangatnya hanyalah Dicky. Susan berniat menghubungi nomor Dicky yang selama ini tidak aktif. Tanpa sengaja jarinya menekan tombol 'Call' pa
p dengan wajah di atas ponselnya, tersentak bangun
aat melihat pesan masuk itu berasal dari Dicky, seketika matan
a. Ngapain telepo
ra membala
k sengaja.
Udah a
sedang sangat sensitif, ini suatu keberuntungan ponselnya ternyata aktif. Mun
mu yang tidur sana. Ok a
dulikan lagi, bahkan jawaban Susan yang tidak sengaja menekan tombol terdengar munafik, sek
ebuah kelab saat terjadi perkelahian antara dirinya dengan Eli, lalu ba
mencari info di internet yang bisa saj
eringai. Betul-betul kali ini
*
pesan masuk dari Dicky, yang diki
a ketemu na
u ada kelas, tapi
enggak, aku tunggu kamu di kafe 'JJ' de
n [
n gak dateng
n [
eberang sana, Dicky yang sedang menyusun banyak rencana terlihat menyeringai sesaat membaca
Susan mendorong pintu kaca pada kedai yg dimaksudkan, agak terkejut dan berdebar jantun
ak tahu apa hal yang begitu penting hingga pria it
Dari tadi, kah?"gum
ngkah sebelum Susan yang menyapanya terlebih dahulu, seak
Hahaha,"sahut Susan menco
atikan Susan yang mengambil duduk berseberangan deng
dalam di dirinya pada gadis itu. Pria itu tersenyum, tapi ent
tawa canggung saat ditatap pria itu, t
vorit Susan, dia tahu betul apa kesukaan gadis itu. K
arus mulai
bih tirus, dan lingkaran mata yang jelas. Bahkan dia menemukan beberapa titik lebam ya
tanpa basa-basi menyerahkan ponselnya
rita itu ke bawah dan sangat terkejut
sial media dari seseorang yang menyebarkannya. Susan
ni ..., kamu?" Susan meno
lipisnya yang lebam. "Itu yang kamu sebut cowok baik? Hahaha
ng belum sempat dia klarifikasi sumbernya. Pi
mencoba untuk memastikan kalau itu adalah benar kekas
mulai tidak sabar, menegur keras Dic
pir setiap pacarmu nyatanya cowok brengsek. Lain
nya kini, sudah tidak ingin lagi membuka apapun yang
kan kuberitahu!"tambah Dicky sambil menyeruput minumannya
h?"Susan terkejut tapi
arik lengan Susan untuk keluar dari kedai
ertemuan kami kali ini. Tangan pria itu terus menggenggam pergela
bermodalkan percaya, Susan menyanggupi untuk mengikuti langkah