Sahabat Bad Boy VS Dosen Moody
esokan
o, sang kakak. Dia muncul sambil merapikan leng
udah 20 tahun tapi perlakuannya masih sama kayak anak SD, buka pint
nya, jarang sekali dia mampir apalagi sepagi
ky yang beberapa waktu ini menghilang tanpa kabar. Bahkan dirinya pun terlupa karena sedang terlarut
ng tamu menunggu terlalu lama, seger
a Dheta de
teras. Kelihatannya begitu pentin
ngkan diri padahal dia instingn
gak? Seminggu ini dia pergi dari ru
pa dari dia. Lama juga, di kampus juga e
nnya yang kamu kenal, ya, San," Dheta memo
erlihat menahan bulir air mata. "Baik, Kak." Dia tidak sanggup menolak,
," ucap Dheta bangkit dari dudu
rannya. Dia bahkan lupa untuk berpamitan. Tiba-tiba, langkah perempuan
n gak ada m
a jam salah satu dari mereka akan meminta maaf. "Aku rasa enggak. Terakhir Dicky mengantar aku pulang dari tempat
" Dheta tersenyum dengan ma
obot bertanya, karena Dheta seperti
ening di sudut matanya jatuh tanpa sengaja. Dia berlalu pergi tanpa memberikan jawaban apa-apa,
ah begitu dalam, ingin segera rasanya berjuang mencari tahu
menghentikan langkah dan menoleh ke
asanya itu akan sia-sia. Hal itu sangat tidak mungkin karena akan memperkeruh keadaan.
akan mencariny
arnya tidak ingin bertemu, karena lebam yang kemarin tampak samar kini mulai tampak semakin jelas di bagi
*
cari tau di mana jadwal kelas Dicky hari ini, kesulitannya adalah karena mereka berb
u mencari di siang hari yang teri
temanku. Dia bilang kam
tah kenapa seperti ada oase di tengah gurun
ana? Semua orang
mua? Kamu,
kamu nyampein. Ke mana, sih, k
cuma mastiin kalau ka
anda tiba-tiba menyahut dengan serius seperti ini. Susan membalas lagi
ga datang ke rumah tanyain kamu, tolong kasih
unjung muncul pesan baru. Susan mencoba menghubungi
di sibuk melihat ponselnya sambil berjalan di parkiran tanpa sengaja nyaris
menyenggol tubuh Susan yang kemudian jatuh terduduk. Pria pemilik kendaraan itu keluar dari dalam
a saja memancing masalah baru. Saat Susan mendongak melihat tangan
??"uca
?"ucap
ang habis membantunya bangun malah kini sibuk mencari sapu tangan dan mengel
angah meliha
Tau bahaya, gak?" Brian menatap kesal ke arah Susan sambil menggosok-gosokk
an kenapa yang panik malah Brian sendiri buka
erutkan dahinya sambil menatap sepele ke arah Susan. "Kalau saya gak lihat spion, kamu bis
seenggaknya khawatir sedikit, kek.
ana, kek, sana. Mobil saya mau mundur," titah Brian samb
emukul kepalanya yang sayangnya terlalu tinggi dia gapai. Sesaat mobil itu d
n kamu berkeliaran. Kalau kamu kenapa-napa hubungi saya
mobil itu dan segera berlari menghindari teguran Brian. Pria itu mengklakso
aja kalau dia gak hadir dalam sesi berikutnya, kubuat