Sahabat Bad Boy VS Dosen Moody
besar sesaat kaget tadi. "Sial. Anak ini, kenapa selalu memasang ekspresi ane
udah S3 hingga status lajangnya di usia dua puluh delapan tahun. Ini dirasa mirip ajang mencari jodoh untuk Brian keti
ntitas pribadi diumbar. "Cukuplah. Ya, Tuhan
an karena besar tubuh Brian dirasa mirip patung sembah. Seketika Brian menoleh cepat
ke yang akhirnya merasa canggung. "Perkenalkan saya Brian Adney William, panggil saja Brian atau Kak Brian
i tanya jawab. Pandangan Brian yang seringkali menyorot sambil men
! " cetus Bri
*
i kampus, seorang pria sedang meringkuk di hampa
m 10, nih. Ngamp
h Agus yang menendang-nendang ujung kakinya s
rcode tambah ketat. Lo harus pega
a udah kalo gak bisa.
akan, ya! Itung-itung numpang ngin
cabut sa
memeluk bantal dengan wajah lelah dan mata sembab, tubuhnya ya
lihat tidak ada pesan dari siapa pun. Hanya sebuah notifikasi dari apli
dengan ibu jari pada layar ponselnya. DIa me
ar
dan kembali memeluk erat bantal di sisinya
aja berakhir dengan gelisah ataupun mimpi buruk, bisa jadi alam bawah s
lakang dan bergegas mandi. Masih berlilitkan handuk di pinggang sambil menggosok kepalanya dengan handuk
TIDAK T
lat pendeteksi yang dirahasiakannya selama ini, agar dengan mudah menemukan posisi keberada
u balkon melongok ke seberang rumahnya, tampak lampu teras kamar Susan menyala. Sepengetahuannya, Sus
in berusaha berpikir positif
n sport hitam, memakai krim rambut, dan menyisir rapi rambutnya yang gelap kecoklata
a dia akan menyatakan cinta pada sahabat sekaligus gadis tetangg
rjalan cepat ke arah rumah Susan, memanjat ke balkon membawa tas kantung berisi satu pot keramik kecil dengan
aksikan kejadian pahit setelah bertahun-tahun mengenal Susan. Susan malah terlihat pulang
u mengintip dari celah-celah p
gan rata-rata pria, kini malah bersikap manis pada Eli. Bahkan interaksi ke
y lalu beranjak dari tempatnya dan ke
gam keras, melempar segala benda yang berada di sekitarnya. Wajahnya merah padam tertutup peluh dan air m
n cara seperti itu, bisa-bisanya dia. Brengsek!" Dicky merutuki diri, menyesali sikapnya. "Jadi apa selama ini?! Baru diberi manis
l keras di atas ranjang. Sekejap dia lupa rasa pedih pada telapak tangannya
in kamu, San!!" Dicky men
uruk muncul saat terlintas bayangan yang dilihatnya tadi oleh mata kepalanya sendiri. Hatinya begitu geram, mengang
an yang menyesakkan, dia berkutat dalam pikiran yang semakin sesat