Seriusin Aja, Nikahnya
terfokus pada pekerjaannya. Sampai tidak sempat membuka ponsel
ktu juga." Kara hari ini cukup s
pada pria yang kaya di kantor ini. Kara hanya terfokus dalam pekerjaan saja. Pantas ji
Hendra tahu pasti, saat ini Kara akan pulang, tadi Arya mengabari, jika
bersama, rasa gengsi yang terlalu tinggi. Itu
ndra kaget melihat Kara yang berdebat dengan seorang
gak mau pulang sama
a seperti ini, Kara tidak boleh lemah. Sekalipun, nalar meron
dengan erat dan mencoba menarik pak
kitin aku." Soni tidak peduli dengan keluhan
sin K
eg
alagi dia dengan mudahnya mau menolong Kara. Tidak mungkin sebuah kebetulan belaka. Pasti ini semua
an langsung menatap tajam pri
inya menarik Kara.
ebut dan mengklaim Kara adalah miliknya.
ngkin bersama. Kita nggak akan pernah menjadi kita dalam
Soni, bahwa di antara mereka
u malu mengatakan itu, di depan calon sua
dra. Namun, Kara memilih diam dan menurut
ngat pilu mendengar pengakuan pria itu. Rasanya sangat sulit dipercaya, jika dia adalah cal
a. Sana pergi, jangan
awab apapun. Sedangkan Hendra malah mera
lam mobil, jika Soni akhir
ak. Mengakui saya sebagai calon istri bapak. Sebuah kebohongan yang c
a menstabil
ng memaksamu tadi. Bukann
rsenyum
dia diakui jadi anak, sedangkan saya hanya seorang anak yang diasi
eg
rya tentang Kara benar adanya. Tentang Kara yang me
? Biar aku antar
g. Saya juga pakai ojek langganan. Kasian kalau di-cancel, o
u bayar ojek berapa? Biar aku b
ndra. Jelas, Kara seperti bukan melihat dir
enolak lagi. Sungguh tidak enak, jika berurusan denga
apa-apa kalau kamu mau ba
E
g. Kara pun menatap tajam Hen
g? Mak
tis. Kalau kamu mau pulang diantar
pas dan mengemb
idak ingin me
. Namun, berbeda dengan Hendra yang sangat ris
ku bukan bapakmu. Bisa nggak nggak, jangan pangg
um smirk. Sangat jelas
rmainkan pernikahan, Pak. Aku hanya bisa menjadi kekasih kontrak Anda. Aku tahu kok, maksud Anda apa tentang me
ya sempat mengatakan, jika Hendra pun belum menda
ap apa yang aku katakan. Masalah panggilan, p
alam hatinya. Baru lepas dari Soni, lan
cepatan sedang. Wajah Kara yang cemberut
dan Revan mengatakan Kara itu berbeda. Terlebih dia y
temu wanita yang dititipkan padanya itu nano-nano rasanya. Di satu sisi ingin
pernah bisa bersamanya. Tidak ada yang tahu tentang diri Hendra, hanya
mpai juga di de
Hen, sudah men
biar Rudi yang urus. Besok kita temui juga orang tu
u, mau protes pun percuma saja. Apalagi H
nikah kontrak! Aku nggak mau memp
at Arlita menyilangkan tang
ang diantar pria bermobil lagi
le
i Kara. Bahkan sekalipun Kara tidak
memang baik, tapi bila harga diri diinjak, Kara harus mela
rsenyum
yonya Arlita kontrol saja tindakan Soni, yang memaksa saya menikah. Sekalipun jika pria tadi kakek-kakek, lebih baik saya menikah dengannya, daripada d
. Kara sangat terluka dengan ucapan Arlita kali ini. Bahkan Ka
iak sekencangnya, tapi Kara pun tidak ingin memancin
luk Nenek Ruminah dan meluruhkan a
elalu berjuang tanpa hasil. Selalu bertahan, tapi t
ngakuimu? Perjuanganmu sejak kecil untuk mendapat
m keadaan dilema
anita yang membuang darah dagingnya begitu saja dari hasil hubungan gelap. Sedangkan aku, lahir dala
ruh rasa kesalnya kal
ntalah pada-Nya. Jangan bertanya kapan Dia akan mengabulkan! Nikmati saja prosesnya