Pamer Menantu
a kan Bu Lela jarang membalas sindiran Bu Ning," ujar Tini se
na tahu. Pasti nyari waktu yang tepat buat membalas, kebetulan
antu saya, kelamaan. Tadi cuma sarapan roti bakar saja. Takut sudah lapar lagi dia." Nin
ayak gini. Semuanya jadi seratus empat puluh lima ribu," ucap Arum seraya me
kota jadi makan nya pun saya dan Nadia harus
get ya, Bu Nin
ndahkan orang, nggak baik." Dian yang pali
iru masing-masing satu lembar, "Nggak usah dikasih kembali
tahu rasanya bahagia seperti saya sekarang," ucap Ningsih lagi seraya melenggang pu
membuat tubuhku bergetar. Tanpa sadar tangan pun terkepal sempurna.
Drtt..
angkahku. Ck... Ternyata notifikasi paket interne
n pesan dari operator. Urusan belanja, biar Putri saja yang beli. Segera ku membalikkan tubuh lalu berjalan me
pul di dapur. Tak lupa aku juga meminta maaf karena sudah lancang menguping pembicaraan Putri dan Dimas. Kalau saja aku nggak menguping, mungkin saja kejadi
runan. Mungkin saja, Ningsih jadi sombong begitu karena dia merasa sekarang hidupnya lebih baik, karena dulu aku tahu banget kalau dia berjuang seor
ebahagiaan. Ningsih hanya menilai dari luar saja, ditambah lagi Putri dan Dimas yang tak suk
sebenarnya baik, namun semenjak Putri memutuskan melanjutkan pendidikan, dia berubah. Aku dan Mas Husen juga sadar akan ekonomi kami. Ketika Putri mengutar
bayar indekos bisa Putri gunakan untuk keperluan kuliah. Izinkan Putri ya, Pak, Bu? Nadia juga mau kuliah kok, dia juga sedang bicara sama ibunya."
a bakal ke dapur. Ngurus suami dan anak. Orang nggak punya jangan belaga kuliah segala." Ucapan Ningsi
n ternyata dari kampung sebelah. Aku dan Mas Husen memutuskan untuk menikahkan saja, jika memang laki-laki itu serius dengan Putri. Pernikahan pun digel
akarta. Dari situlah awal keriyaan Ningsih dan terus saja menyindir Putri
*
pada Dimas ketika sedang men
uan ibunya. Dia juga memaklumi. Memang seper
menyuruh Putri untuk berbicara dengan Nadia soal ini. Bukan m
tetap bersahabat sampai maut memisahkan. Apalagi sekarang, masing-masing sudah memi
ua dan besok pagi masak pakai bahan makanan baru," ucap Mas Husen ser
gi mood
g. Mood-mood an segala." M
ek. Emang Ibu tua banget apa
lagian Mas Husen ada-ada saja. Namun, Putri belum ju
mana? Tumben b
namun nggak tahu kenapa lama sekali, ya?
t itu anak be