Legenda Sage Pengendara Phoenix
a menghilang dalam gelapnya malam. Di Brimm the Liquidator Eve Whitehous
++
ke arah kiri dan Kiran terus
p. Ia bahkan tidak merasa telah menempuh jarak jauh dalam sekejap mata. Tahu-tahu sa
ya terbuka lebar, memandang la
Pyromancer itu, seperti sanggup membunuhnya, meski dengan tatapan. Entah mengapa, ada sesuatu di d
dan dia terlelap dan lupa akan kejadia
+
apa akhir-akhir ini kamu selalu bangun setelah matahari
suk, membuat K
s-malasan di atas ranjang." Kora Wang terus berbicara tak henti.
ir dingin di dapur. Beruntung sekali, walaupun kemiskinan meraj
mengerling. Kora Wang telah menyusulnya ke belakang. Ibun
pengumuman." Petugas itu memberitahu bahwa seluruh penduduk di Kota Begonia wajib berkumpu
ngapa semua harus ber
pendongeng Orang Zolia itu akan dieksekusi siang hari ini. Dia dihu
nya berdegup kencang, hal yang
isikan sang ibu. Padahal sesungguhnya ia peduli berita itu
Kora Wang berbisi
aksikan eksekusi pendongeng Niraj Singh!" Jangan lupa kenakan jubah hita
ada gunanya berpura-pura seperti
Singh. Kisah-kisah mitologi tentang para Batara dari Zolia Empire, dan
membuyarkan lamunan Kiran. Ibunya mel
datang, dan saat itu eksekusi telah selesai. Aku tak ingin diberi
mantel hitam, khas eksekusi. Tampak miste
+
lun-alun kota tak lama ketika
a dengan semua orang yang hadir. Sementara itu, alun-alun Kota Begonia
pandangan ke te
telah banyak tumpukan kayu tebal. Kayu pohon pinus yang
u sadis! Hukuman bakar hanya pantas untuk penyihir hitam! Padahal kaisar pen
ntung di sisi kiri dan di sisi kanan. "Itu untuk me
i juga dari sisi dan kanan panggung - itu akan dipakai
membakarnya hidup-hidup?" suara Kora bergetar, tak percaya. Ternyata,
t orang lain. Dia ngeri, Tak sanggup rasanya membayan
dak!
-tatih, dengan tangan dan kaki yang diborgol – menuju panggung. Suara gemerincing borgol terdengar. Nadanya me
aj S
ol. Seorang petugas berpakaian serba hitam, ia mengenakan topeng w
dan m
ng pun yang di eksekusi mati. Ap
iran - yang juga terasa di
n hanya mendengar suar
ia memborgol tangan dan kaki Niraj Singh. Pendongeng i
mata dengan sapu tangan hitam. Burung nasar terbang berbunyi diatas kepala. Hawa ke
, bersi
iap untuk melempar obor ke tumpukan kayu kering itu. Mereka m
u muncul satu perempuan berambut perak dengan Langkah dramatis ia l
ihir
oman
lihkan ke sosok lain, pria muda berbadan jangkung dengan sikap seperti elang. S
ten
pangan seket
ten Bao melambaikan tangannya dengan gerakan dramatis. Dia menginstru
dengan cepat. Asapn
bernafas. Sang pendongeng mulai batuk-batuk. Ia meronta, mencoba berje
t minta tolong. Permohonan maaf apalagi. Ia senang t
taian itu. "Ini terlalu sadis. Membunuh dengan cara menyiksa, buk
ak menyambutnya,
tidak peduli. Yang ada justru keduanya semakin ber
seseorang, kematian itu
, beberapa ranting pohon Willow, jatuh ketanah. Suara ledakan gunt
hkan langit sekalipun, ikut menjadi
ban te
an air, meluap dari tiga arah. Semprotannya mengakibatkan Eve White Ho
air seolah-olah bagian dari hujan. Baru sekali ini, penduduk
innya muncul dari langit diiringi suara gem
ggar, lengkap dengan tudung dan topeng berwarna gelap dari lo
hoenix
ngo tak percaya. Klan Phoe
jubah empat sosok tersebut melambai-lambai. P
kut-ikutan terpesona, atas demonstrasi tersebut. Keterampilan sihir seperti itu, ta
t. Tahu-tahu saja Niraj Singh telah bebas dari belenggu borgol besi itu,
embuat podium dan keadaan disekitarnya menjadi porak-poranda. Sesudah semua beres, ke
nya kesia-siaan belaka. Eve Whitehouse dan Kapten Bao muncul sesudahnya
tempat aman agar terhindar dari bentrokan yang dapat ter
er dan An
nix yang l
an tersenyum senang. Hatinya lega tatkala sang pendongeng selamat di bawa Klan P
anah acak, dan membantai orang yang ribut dan kac
SAM