icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Legenda Sage Pengendara Phoenix

Bab 6 Di Alun-alun Kota Begonia

Jumlah Kata:1572    |    Dirilis Pada: 18/07/2023

a menghilang dalam gelapnya malam. Di Brimm the Liquidator Eve Whitehous

++

ke arah kiri dan Kiran terus

p. Ia bahkan tidak merasa telah menempuh jarak jauh dalam sekejap mata. Tahu-tahu sa

ya terbuka lebar, memandang la

Pyromancer itu, seperti sanggup membunuhnya, meski dengan tatapan. Entah mengapa, ada sesuatu di d

dan dia terlelap dan lupa akan kejadia

+

apa akhir-akhir ini kamu selalu bangun setelah matahari

suk, membuat K

s-malasan di atas ranjang." Kora Wang terus berbicara tak henti.

ir dingin di dapur. Beruntung sekali, walaupun kemiskinan meraj

mengerling. Kora Wang telah menyusulnya ke belakang. Ibun

pengumuman." Petugas itu memberitahu bahwa seluruh penduduk di Kota Begonia wajib berkumpu

ngapa semua harus ber

pendongeng Orang Zolia itu akan dieksekusi siang hari ini. Dia dihu

nya berdegup kencang, hal yang

isikan sang ibu. Padahal sesungguhnya ia peduli berita itu

Kora Wang berbisi

aksikan eksekusi pendongeng Niraj Singh!" Jangan lupa kenakan jubah hita

ada gunanya berpura-pura seperti

Singh. Kisah-kisah mitologi tentang para Batara dari Zolia Empire, dan

membuyarkan lamunan Kiran. Ibunya mel

datang, dan saat itu eksekusi telah selesai. Aku tak ingin diberi

mantel hitam, khas eksekusi. Tampak miste

+

lun-alun kota tak lama ketika

a dengan semua orang yang hadir. Sementara itu, alun-alun Kota Begonia

pandangan ke te

telah banyak tumpukan kayu tebal. Kayu pohon pinus yang

u sadis! Hukuman bakar hanya pantas untuk penyihir hitam! Padahal kaisar pen

ntung di sisi kiri dan di sisi kanan. "Itu untuk me

i juga dari sisi dan kanan panggung - itu akan dipakai

membakarnya hidup-hidup?" suara Kora bergetar, tak percaya. Ternyata,

t orang lain. Dia ngeri, Tak sanggup rasanya membayan

dak!

-tatih, dengan tangan dan kaki yang diborgol – menuju panggung. Suara gemerincing borgol terdengar. Nadanya me

aj S

ol. Seorang petugas berpakaian serba hitam, ia mengenakan topeng w

dan m

ng pun yang di eksekusi mati. Ap

iran - yang juga terasa di

n hanya mendengar suar

ia memborgol tangan dan kaki Niraj Singh. Pendongeng i

mata dengan sapu tangan hitam. Burung nasar terbang berbunyi diatas kepala. Hawa ke

, bersi

iap untuk melempar obor ke tumpukan kayu kering itu. Mereka m

u muncul satu perempuan berambut perak dengan Langkah dramatis ia l

ihir

oman

lihkan ke sosok lain, pria muda berbadan jangkung dengan sikap seperti elang. S

ten

pangan seket

ten Bao melambaikan tangannya dengan gerakan dramatis. Dia menginstru

dengan cepat. Asapn

bernafas. Sang pendongeng mulai batuk-batuk. Ia meronta, mencoba berje

t minta tolong. Permohonan maaf apalagi. Ia senang t

taian itu. "Ini terlalu sadis. Membunuh dengan cara menyiksa, buk

ak menyambutnya,

tidak peduli. Yang ada justru keduanya semakin ber

seseorang, kematian itu

, beberapa ranting pohon Willow, jatuh ketanah. Suara ledakan gunt

hkan langit sekalipun, ikut menjadi

ban te

an air, meluap dari tiga arah. Semprotannya mengakibatkan Eve White Ho

air seolah-olah bagian dari hujan. Baru sekali ini, penduduk

innya muncul dari langit diiringi suara gem

ggar, lengkap dengan tudung dan topeng berwarna gelap dari lo

hoenix

ngo tak percaya. Klan Phoe

jubah empat sosok tersebut melambai-lambai. P

kut-ikutan terpesona, atas demonstrasi tersebut. Keterampilan sihir seperti itu, ta

t. Tahu-tahu saja Niraj Singh telah bebas dari belenggu borgol besi itu,

embuat podium dan keadaan disekitarnya menjadi porak-poranda. Sesudah semua beres, ke

nya kesia-siaan belaka. Eve Whitehouse dan Kapten Bao muncul sesudahnya

tempat aman agar terhindar dari bentrokan yang dapat ter

er dan An

nix yang l

an tersenyum senang. Hatinya lega tatkala sang pendongeng selamat di bawa Klan P

anah acak, dan membantai orang yang ribut dan kac

SAM

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka