Legenda Sage Pengendara Phoenix
u. Aksi pertempuran kelompok miste
itu. Ada yang terjatuh, bahkan ada yang terinjak-injak sekelompok pengun
Tak ada lagi yang mengenakan mantel berkerudu
ngh betul-betul telah lenyap, mengh
r, pendongeng
lapangan. Dengan wajah memburuk, dia mengangkat pedangnya ting
ung di langit
a harap
cau suasana. Pihak militer akan mengambil tindakan tegas terhada
ota Begonia yang menghadiri eksekusi di alun-alun,
an Phoenix Mer
u betul-betul diberk
ng bercerita. Suara keras Kapten Bao tidak ber
itu, melintas didepan mata. Kiran ingin mengungkapkan kegembiraan, berbag
nyokong N
pihak pemerintah dan penyihir perempuan berambut putih itu, kalah
yat di Kota Begonia yang mendukung
berontakan menyala di hati semua orang. Mereka bercakap-cakap,
terdengar s
ah warna menjadi merah kekuningan. Ketika itu semua menatap k
n menakut-nakuti rakyat yang tidak memiliki kemampuan sihir. Waj
api ini memanggang ka
rdiam seketika. Mereka takut ancaman itu, se
cibir di
liannya di hadapan orang-orang lem
an Phoenix Merah, dia terlihat lemah, tak berkutik sama sekali.
itehouse adalah; omong kosong merusak negara, tapi tindakan
menjadi hening,
Begonia yan
mengumumkan hal penting." Eve melakukan jeda sebentar, m
biran bisik-bisik
anjing kecil, ketika Kl
menakut-nakuti kam
cibiran itu tak terd
jutkan or
diberlakukan jam malam -
dari Klan Phoenix tadi, rupa-rupa
ankan untuk keluar ruma
mulai protes! Tapi Ev
kenakan hukuman yang setimpal. Mungkin hukuman
an berjaga-jaga di setiap sudut kota, dan a
sik. Dengungan lebah penuh di langit alun-alun
ang be
roperasi ketika matahari telah terbenam?" K
mana aku bisa bekerja? Tolong beri s
um akan keberan
aranya ikut-ikut menggau
truksi yang dilimpahkan dari pe
lun kota. Bahkan disaksikan seisi kota Begonia ini!" Eve mengakhiri pidato menyeramkan itu dengan t
g, se
seisi kota, Eve Whitehouse
ah usia 15 tahun wajib berkumpul di alun-alun kota, u
an tersebut, dengan catatan tidak diizinkan mengenakan
teatrikal. Dia berjalan dengan langk
ntero alun-alun Kota Begonia. Jubah panjangnya mena
erburu-buru mengikuti langkah
i podium
ngar di mana-mana. Pemberlakuan jam malam ini jelas-jelas tidak disukai
+
n diperintah ibunya u
n pergi ke Kuil Dewa Tempestia untuk membakar dupa
eorang ibu aku berharap yang terbaik untuk kamu." Suar
ampak malu, Kora Wang ber
ban. Sekiranya berkenan, kamu dapat menunjukkan sedikit bakat
seperti biasa. Lagipula, rasanya telah lama sekali Kora Wan
il membuatnya tenang. Kiran memang berniat me
+
egonia. Ibu dan anak itu berjalan kaki, tidak
pudarnya kini berubah putih mengkilap. Dinding depan kuil, dilapisi penuh dengan
lah satu kota besar di
alam
jang dari kain katun sederhana, tapi tak mengurangi ketampanannya. Rambutnya yang panjang sepund
semisal perak, apalagi e
besar berpasir, dibawah patung Dewa Tempestia - itu adalah patung seo
it, ada mahkota emas di kepala. Dewa mengenakan jubah panjang yang diukir, tapi juga dilapisi dan diperindah de
gucap doa yang hanya
malu ketika harus mengucapkan doa pada Dewa, memin
membuang rasa jengah dan t
pelan memberi kod
dengan dua kawannya, Kai, dan Ming. Avena membuka mulut berusaha mem
irik sebentar ke arah ibunya yang terlihat k
Ming telah menunggu. Entah mengapa Kiran me
mengajak bertemu secara rahasia seakan-akan kita telah lama
tersenyum, apalagi tertawa.
pai kalian bertiga te
cakapan. Dia berb
besok akan dibawa ke Shangghu City. Akademi sihir di sana telah menanti sang be
dainya jika ia lulus uji bakat,
teringat ayah dan ibunya.
uji bakat, dia telah terharu
SAM