Antara Aku dan Adik Tiriku
amping mobil sambil menunduk, bermain dengan handphone-nya. Seolah
kan kepalanya. Dia tidak boleh bertingkah memalukan lagi. Terakhir kali, Syaqila bahkan menatap adik ti
eminta Syaqila masuk ke dalam mobil tanpa
gkin mau bersikap baik padanya. Untuk bicara dengannya saja sepertin
menakutkan, pria itu membuat dada Syaqila berdebar. Wajah yang dulu Syaqila rasa terlihat jelek dengan kaca mata bulat yang senantiasa bertengger di wajahnya kini sudah tak ada. Syaqila d
engan tangan, berusaha menyingkirkan pikiran kotornya tentang Raffael. Berada di dekat pria itu tern
nap
membuat Syaq
neh sejak tadi. Raffael bukannya tidak sadar saat Syaqila beberapa kali
epuk pipinya sendiri cukup keras. Raffael bertanya karena khawatir jika perempuan it
lu karena sikapnya tertangkap basah oleh Raffael. Bagaiman
kmu berm
ah. Apa maksud pe
-main ketika menanyakan hal itu. Dia
kir aku
i be
Raffael saat ini. Dia memejamkan matanya sesaat,
aku!" pint
mobilnya. Dengan cepat Syaqila tu
cepat menyusul kakaknya itu. Bisa-bisa ayahnya marah be
an perempuan itu hingga langkahnya berhenti.
tidak mengerti. Kenapa Syaqila mendadak jadi marah?
nya, tapi kata-kata pria itu juga bisa menyakitinya. Kenapa tiap kali bertemu
akan terkena masalah." Raffael mengeratkan pegangannya. Dia tak membiarkan Syaqil
brengsek! Kau
ya di pergelangan tangan Syaqila. Terlihat jelas warna merah di sana. Raffael be
affael berkata p
dari pegangan Raffael. Dia menatap pria itu dengan sengit.
Pria itu berkacak pinggang. "Bisa
s Syaqila. "Jika kamu ingin ini segera s
engkuk Syaqila hingga perempuan itu jatuh tak sadarkan
ak melakukann
itu, membawanya masuk ke dalam mob
*
elihat putranya datang dengan Syaqila di
takan yang sebenarnya. Bisa-bisa ia terkena masalah yang lebi
l saat sebuah cubitan
aknya itu tidak begitu baik, jadi wajar saja saat Utari mendengar dua orang itu saling me
harus kuletakkan di mana kakakku yang gemuk in
jika Raffael sudah mulai pegal karena berat badan Syaqila. Padahal Raffael berbohong
uan itu yang sedikit berantakan. Pemand
gosongkan satu sofa panjang, membiarka
n pergi s
putranya itu sudah bersiap melangk
nya itu dengan soro
ika mama menyuruhmu dan Syaqila datang ke sini? Bukan be
ya karyawan di butik itu, pengunjung di sana juga terus memperhatikannya dengan pandangan yan
h itu kamu bisa pulang bersama
i?" Raffael memprotes. "Di
an taksi untuk pergi kemana pun." Utari menjelaskan supaya Raffael mengerti bagaimana kea
irepotkan oleh kakak tirinya itu. Jika saja bukan karena orang tua mereka, Raffael pasti sud