icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Wangsit Kuntilanak

Wangsit Kuntilanak

Penulis: 26mil_
icon

Bab 1 Ndoro Ayu sudah datang

Jumlah Kata:974    |    Dirilis Pada: 11/07/2023

a dulu, Nak. Ayah

ya. Dalam genggaman gadis itu, ia mengeratkan pegangan pada sebuah gunting tua dengan ujung runci

nggu gue," teriak

ong sama Ayah. Ayo buka, ad

i. Laki-laki lima puluh tahun mata keranjang itu terus-terusan menggodanya. Memaksa

tahu diri yang suka main tangan. Kini setelah ketiadaan sang Ibu, Sudar kian menjadi dan bertingkah di luar akal, me

han lagi nih. Kamu anak yang baik, kan Ayo

ialan! Atau gue

ma

pergi. Pergi

g menggoda dari balik pintu. Mungkin si tua keladi itu sudah pergi karena b

erusnya. Sudar pasti akan kembali melakukan hal yang sama. Menget

campur degup jantung yang keras. Serasa mengge

pikirkan adalah, dia harus pergi dari rumah ini dan memulai kehidupan baru. Menin

pun yang bernaung di bawah. Jalanan ibu kota terasa seperti biasanya. Mob

ebuah koper menuju alamat yang tertera, lokasi dimana sebuah ru

rkan tempat itu. Dia juga merupakan sahabat d

n dituju, karena sebuah kesibukan yang tak bisa ditunda dan sangat mendesak. Ib

un tengah bermain layang-layang terlihat. Berlarian kesana kemari untuk menerbangka

ua yang mengunyah sirih, rambutnya memutih, disanggul sederhana.

h, numpang

, Nduk?" ta

an langkah demi kesopa

a rumah sewa, mending koe pulang aja

nnya, lalu kembali menatap pada nenek tua i

ah hampir menghitam. Mengumpulkan liur di mulut lalu meludahkannya ke tanah. "Ng

rjalanan, sementara nenek tadi kembali mengunyah siri

tilasan di pinggir jalan setapak yang ia lalui. Petilasan sendiri adalah istilah yang diambil d

biasa, dengan cabang pohon yang sudah mekar dan menutupi akses cahaya matahari untu

Sepertinya dahulu sering dijadikan tempat anak-anak bermain. Ema membayangkan momen ketik

tu tertinggal jauh dan kini yang

sa dingin ganjil menyengat serasa merayapi tubuh. Perempuan itu menggosok tangan berkali-kali, lalu mendongak ke a

an menutupi tanah serta

Ema bisa mendengar semancam bisikan halus yang berada di dau

hnya, Ema

mendekat dan mengikis jarak menuju lokasi yang akan ia datangi. Mempercepat menemuin

itu mengedar pandang. Memeriksa barang kali ada seseorang yang luput dari

ar miliknya meninggalkan pohon itu. Tak ingin berlama-lama ka

ang pohon. Menyeringai lebar menampakkan gigi-giginya, tangan-tangan keriput dan pucat menggenggam erat tali yan

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka