Gelora Asmara Ratu Berlian
tu diwarnai gelak tawa ketika tubuh rampingnya di
Intan dan terus memanggulnya di bahu kokohnya lalu menceburkan gadis
sahan terkena deburan ombak. Sebelum bibir mungil merah muda itu kembali merepet, Zayn melahapny
egala pesona seorang Zayn. Kekasihnya dulu saat SMA adalah bintang sekolah, super duper ganteng, dan ta
Zayn sembari menatap sepasang mata jernih
gue cinta mati sama lo, Zayn Alarik Pradipta,"
adipta. Keluarganya memiliki banyak properti menarik yang bebas Zayn gunakan kapan pun dan villa ini adalah favorit pute
eh air laut di tepi pantai tadi dan
embuat pipi gadis remaja itu merona. Bulu mata lentiknya bergetar perlah
ranjang berseprai putih di kamar tidur villa tepi pantai. Sekali sentak
bius kesadaran Intan, ia selalu pasrah menyerahkan segala yang ia milik
elakang Zayn menggeram, "Tan
hnya yang perkasa. Gerakan ritmis yang menghunjam dalam-dalam itu memb
e itu di antara suara deburan ombak dan sejuknya angin pan
ya ada rasa insecure dalam hatinya mengingat status mereka berdua yang bagaikan langit dan bumi. Ada ketakutan besar me
uhnya lalu mengecupi wajah rupawan kekasihnya. "Zayn ... Zayn, ayo bangun! Hari sudah makin gelap
a? Apa lo mau nambah seronde lagi yang lebih asreekkk?" selor
larut malam pulangnya. Masa sih kuliah dari pagi samp
ik Intan hingga jatuh terlentang dengan ekspresi kaget
n. Lo mau ngertiin gue yang kadang suka maksa," bisik Zayn di samping telinga Intan. Kemudi
tini sekitar hampir 2 jam. Zayn membungkuskan makan malam untuk dibawa
epan taman dekat panti asuhan tempat tinggal Intan sejak bayi. Zayn menarik hand rem mobiln
di sisinya. "Mimpiin gue, Gantengku. Bye!" ucapnya lirih seraya melambaikan ta
ting cokelat yang berlumut di sana sini itu, Zayn melajukan cepat
n, sebuah suara lembut menegurnya, "N
maaf tadi ada tugas kuliah yang mesti dikumpul besok pagi. Intan lembur ngerjain di rumah temen sampai malam jad
Pasti capek banget ya. Apa tadi sempat makan mala
a. Ini-" Intan menunjukkan bung
nggak kena maag, Intan. Oya, pintu depan
n kunci dua kali tadi, Bunda," jawabnya lalu i
paling senior karena memang dia yang paling disayangi oleh Bunda Kartini dan tidak dilepas adopsi ke keluarga yang biasa mencari anak angkat
alu berkaca di hadapan cermin riasnya. Ada bekas kepemilikan warna merah di bagian dada kana
Selalu hal itu yang membuatnya dikejar ketakutan. Ketika yang tak sempurna dihadap