KAMU SINI DONG DEKETAN
berdiri tepat di depan Darwis, "Ada pesan dari Pak Bos. Siang ini sekitar jam dua... Abang ada tugas meliput acara ulang tahunnya Mbak Arini." lanjut Elis, lalu mengatur nafasnya karena tadi se
yaaa makasih perhatiannya." balas Darwis tersenyum juga. "Ehh abang sini deh deketan." kata Elis sedikit berbisik, lalu Darwis semakin dekat menghampiri Elis, "Apaan lagi?" Elis hanya tersenyum melihati wajahnya Darwis dari deket. "Kok malah senyam-senyum gitu?" tanya Darwis. "Bang Darwis... Ganteng." balas Elis singkat
arwis sangat perhatian pada motornya, dan sebelum melaju pergi Darwis sempat mengelus bagian tangki bensin motornya sambil berkata pelan, "Jangan mogok ya." Perlahan namun pasti Darwis
motor kesayangan babeh, "Kalo nanti babeh udah nggak ada, elu jangan pernah jual ini motor." kata almarhum babeh waktu itu. "Emangnya kenapa, Beh?" tanya Darwis masih duduk di bonceng si babeh. "Karena ini motor banyak kenangannya. Dulu gue sama nyak elu juga pacaran di motor ini. Lahiran elu juga dianter sama ini motor, sampe bolak-balik
a takut dalam diri Darwis jika nanti ada batu atau kayu yang mengarah langsung ke kepalanya, tapi saat itu Darwis sedikit lebih tenang ketika ia masih memakai helmnya, meskipun begitu Darwis harus tetap hati-hati menjaga kamera dan juga badannya jangan sampe terkena lemparan batu. Disana tak hanya Darwis yang merekam moment tawuran itu, ada juga beberapa wartawan lain yang tak kalah nyali memotret puluhan siswa garang yang sedang tawuran. Sesekali Darwis tersenyum puas karena ia merasa telah merekam beberapa foto bagus dan sempat memvideokan juga kejadian itu. Suara gerungan sebuah motor sport terdengar, lalu Darwis segera memutar kepalanya dan melihat jelas motor itu melaju kencang kearahnya. Darwis reflex minggir kanan, tapi motor itu udah keburu minggir kanan juga, tapi si pengendara motor sport yang memakai helm tertutup rapat
nturan keras melawan batu. Rambutnya yang panjang terurai keluar dari ketatnya helm motor sport. Darwis terpaku dengan mulut sedikit menganga melihat si pengendara motor itu ternyata cewek. Wajahnya cantik dengan kulit putih memikat hati."Elu cewek?" tanya Darwis masih menganga. "Kenapa emangnya kalo gue cewek?" balas tanya si cewek pengendara. "Nggak apa-apa sih. Gue pikir cowok. Gaya lu tomboy banget." kata Darwis tak lepas memandang si cewek, "Nama elu siapa?" lanjut Darwis lagi. "Kepo lu." balas si cewek singkat, padat, dan jelas. "Ehhh bukan gue doang yang kepo." sela Darwis, "Noh elu lihat orang-orang pada liatin elu." Si cewek melihat sekitarnya, dan benar saja orang-orang yang berkerumun disana melihatinya dengan pandangan mata penuh pesona, begitu juga dengan dua kubu siswa yang hendak tawuran langsung menghentikan tawuran mereka melihati si cewek cantik pengendara motor, dan membuat si cewek jadi salah tingkah. Mendadak