TAMPAN TAPI REPTIL
a
mberanik
uk tegak. Menatap Banaspati
tu denganmu, Banas
ami mengalahka
Banaspati yang membuatk
gar dan hawa mulu
ati yang mulia," jan yang lebih tinggi dan masih
enyebar ke pucuk-pucuk pepohonan. Mirip
nusia. Tapi harus kau sajikan seekor sapi
Bapak berusaha keras un
a?!" pekiknya lagi. Membua
pati yang mulia!"
l
awa panas lenyap, berganti den
ergi, Bone," uc
kit berdiri. Sekilas menatap ke pepohonan.
ya kalau tak berhasil!!!" Bap
a telah berhasil menguasai 98 ilmu gaib. T
k tuk segera pulang. Sebab ini bukan malam p
i sini hingga kaktus berb
one. Ayo kita pulang." Bapak
one! Kalau begitu terus, ka
ku mende
🖤
ambu. Entah sudah jam berapa di luar sana. Ak
ett
rong pelan. Seseor
Bapak menyapa. "Ayo makan, Na
erat melingkarkan badan, hingga men
r, Bapak menarik selimutk
anku tereks
angat, mengusap kepala
yak karena kita akan mencoba
dur. Merayap ke atas kusen dan mendapati
ng makan. Sibuk memotong ay
ingnya dipotong kecil-
rsih. Kandungan darah segar harus tetap a
ing ayam mentah hingga tandas. Lanjut
an bergerak. Memojok ke sudut ruang
asi ke atas piringnya. Menambahkan dua
Bapak. Tertawa gembira semb
ngen snack," u
nyah. Ia menunduk menatap mereka yang
, Mbah. Semisal
kebun. Masih banyak kacang hi
kesana. Menghilang
🖤
irm
luarga Mang Asep, sekarang
embuka praktek, tapi ban
uhan pribadinya yang d
membinasakan sesama. Susah melihat or
semua kiriman santetnya, kini
menderita penyakit serupa ya
akar dilalap api. Banaspati sepakat membant
ajikan di halaman rumah. Bapak membakar dup
ncul, maka Bapak akan memberi t
Berniat bertemu si kunti
ang pohon. Tertidur den
ucapku, membuatnya membuka mata.
u siluman ular rupanya, Bone
ke rumah Sukirman, mantan bosmu itu! Dulu kau disuruh merusak k
ng saja, Bone! Aku tak pah
. Aku lagi kekenyangan jadi
i menatap perutku yang nampak
buh ular memang memakan wa
ndaraan pribadimu
u atau kubakar kau
ne! Aku akan mengantarmu, tapi tolong buk
un kau tak 'kan berhasil!" ketusku. Lant
pinya, ia lalu menggenggam badanku. Membawaku terba
rumah S
ke dahan poh
e." Si Kun
mentara si kunti duduk bernyanyi di sebel
u, ya?" tanyaku pelan.
a. Si kunti menatap
u cepat. "Maaf jika aku
i dan suaranya terd
n jati yang divernis warna kuning gading. Dia memiliki emp
ung padi utama. Menampung kira-
asih saja iri hat
demikian let
a pemilihan kepala dusun beberapa waktu
m semakin larut dan de
dengar dengkuran para warga. Mere
mereka semakin pulas. Setidaknya, mereka bakal
ba-tiba, si kunti men
. Menukik turun, lalu mema
mengamati, hingga muncul belasan bol
aya nasip Sukirman!" pekik si Kunti, me
tugaskan mengacau pikiran mereka. Buat mereka lelet menyelamatkan
arat akibat kau kembalikan santetnya.
u," jelasku singkat. "Kau t
engangguk
ati memasuki rumah Sukirman. Hi
ering mudah tersulut kobaran api. Makin lam
pi merayap begitu cepat. Menjadi
tolong terdenga
ak cepat. Terbang i
an bagaimana ia membingungka
ana. Diri sendiri, barang-barang
ka menyelamatk
. Sifat yang muncul di saat mer
tentu tak bisa menyelamatkan diri.
k Sukirman berteriak nyaring semb
ekatku dan kami lanjut menont
ebakaran, warga berupaya memadamkan
vakuasi dan diamankan warga. Nampak anak
am, itu pula yan
t. Hidup ini sederhana, hindari mel
karang!!" titah
Pura-pura ta
p wajah pucatnya. Dia
pa?" tany
mengikatku lagi di pohon w
pikir s
s bersyarat,"
ksu
i. Namun kukendalikan
sung menggenggam erat badanku. Memb
menyanyikan tembang lawas. Lagu
🖤