Istri Kedua Om Tampan
el, tapi dia juga tak menolak saat pria itu mengajaknya ke klub mal
hol lain. Bukannya sok suci, tetapi dia memang tak suka minuman beralkohol. Lagian An
sudah dicap sebagai 'neng bengal' oleh keluarga bes
tahu, bahwa selain jadi pembantu rumah tangga, Annabelle nekat mengambil tawaran
Samuel saat mereka duduk pada dere
elah memastikan bahwa bartender tak mungkin mendengarkan percakapan mereka. Mungkin Annabelle tak sadar
geli saat wanita itu membisikkan minuman
edikit tinggi. "Annabelle bilang pengen minum buavita rasa leci. Kayaknya sege
l tertawa hingga nyaris terpingkal-pingkal. "Man
an?" Annabelle mendengkus kesal, ekspresinya sediki
arena nggak suka minum alkohol, atau karena yang dimintanya susu, bukan berarti Annabelle masih an
nita yang dia bersamanya memberikan ekspresi tak bersahabat. Namun, entah mengapa dia justru tertawa
yang mengaku dirinya bukan bocah itu. "Kalau kamu memang berusia dua puluh satu, artinya saat kamu lahir,
n sebutan Om dari pada manggil nama," seru A
secara blak-blakan. Memang, usia bukan hal yang perlu dirahasiakan. Namun, memang sah-sah saj
k diperlukan, maka tidak perlu menanyakan umur pada ora
berbicara sangat terbuka, dan faktanya sikap kekanakannya tak bisa disembun
rokok dan pemantik dari saku jaket. Tak lama kemudian, sebatang rokok ya
ks ikut turun dari kursi tinggi dan b
muel mengedikkan kepala, menginstru
tempat asing yang kebanyakan penghuninya adalah orang-orang yang sudah hanyut
jaket bagian belakang pria itu sambil mengikuti dan me
ta Annabelle memang memancarkan ketakutan seperti anak-anak. Akhirnya Samu
l sambil mengecup pipi Annabelle. Dia menoleh pada dua pria yang menari di dekat sound system besar di su
nya ke tempat seperti itu jika akhirnya ditinggalkan? Namun, ketika Samuel menyebutkan
kan sebatang rokok dan memusatkan fokusnya pada game tetris dalam blackberry-nya. Memilih be
eradaannya di tempat seperti itu, meski tak memakai pak
mainkan Annabelle sudah mencapai level 11. Namun, Samuel masih belum kunjung
liling ruangan yang hiruk pikuk. Berupaya melakukan apa saja agar dia tak begitu takut, te
hampirinya, tetapi kemudian pria itu duduk dan memperkenalkan diri, yang kata
kin teringat berapa banyak dosa yang sudah dia timbun. Meski begitu, Annabelle tetap menjawab beberapa pertanyaan y
datang ke sana bukan untuk menjajakan tubuh, tentu saja Annabelle menolak gagasan pria itu. Namun, pria itu tampakny
nglayanin tamu," kata Annabelle sambil berup
bar pergelangan Annabelle. "Kerjaannya lonte udah pasti nyari tamu berkanton
a hingga dia menoleh, lalu sebuah tinjauan melayang di pipi kirinya. Mau
onar kalau lagi
n dibantu beberapa orang untuk berdiri, sementara dia langsung me
Samuel. Dia berdiri tak stabil sambil berkacak pinggang dan berkata, "Siapa yang buat
anita itu langsung menggeleng cepat dan menyanggah, "Annab
a mau berbaik hati, daripada kamu ngelonte dan nyari tamu di tempat kaya gini, mending aku make kamu lag
an lebih banyak energi untuk menghadapi pria itu, karena dari bicara
i bahwa dia yang membawa Annabelle ke tempat tersebut. Bahkan, meski beberapa orang mencoba mengendalikan pria itu, teta
h saat pria itu lagi-lagi membahas kata lonte yang dilontarkan pada Annabelle dengan suara keras. Memang, dia
ada rasa nyeri yang mencuat di hati Samuel. Akhirnya dia menarik tangan Annabelle ke
pkan Annabelle ketika mereka baru saja kel
dipandang, terutama ketika Annabelle menyen
u ma
an, tetapi sebuah teguran galak yang
kata Annabelle datar. "Mana bol
uel. Walaupun dia memang kesal karena Samuel meninggalkannya selama hampir lima
ninya malam ini, dan sudah dapat dipastikan Samuel tak akan pedul
nyambar tangan Annabelle kembali, lalu menarik paksa wanita itu agar ma
amuel mengitari mobil dan masuk ke kursi di balik kemudi. Selanjutnya, Annabelle tak
g kalau aku ini lonte!" Annabelle menelan ludah
kesal mendengar kalimat Ann
bikin malu, aku juga nggak mungkin ngajak kamu ke tempat kayak gini. Yang jelas, aku cuma mau lebih lama sama kam