CANTIKA si Gadis Durhaka
ah rapi dengan seragam sekolahnya
ntar,
umahnya. Ia lakukan itu untuk membantu suaminya yang hanya bekerja sebagai kuli panggul di pasar.
g, Bu!" bent
ya lalu diberikan pada anak gadisnya yang suda
masih kurang! Aku mau seratus ribu! Cepetan!" Selembar uang sen
punya uang segini. Ini bisa buat beli roti kok, Nak." Nilam memungut uang ya
? Gak mungkin kalau Ibu gak punya uang. Ibu pasti udah sembuyiin uangnya, kan? Di mana, Bu?" Kaleng yang biasa
k. Ibu gak s
ersebar di tanah, memasukkan kembali pada kaleng bekas biskuit lalu menutupnya. Tergesa-gesa langkahnya mengejar
mu ngapain bongkar
baju. "Ini apa kalau bukan uang, Bu?" Amplop kuning yang lumayan tebal sudah berada di tangannya. Setelah dib
Nilam berusaha mengambil kembali amplop y
ntika menendang tubuh ibunya yang memeluk kakinya. Tak dipedulikan suar
*
kamu mau tr
uang 20 juta gak aku habisin. Ya udah, buruan gih ka
ri ini, ia bisa membungkam mulut mereka semua dengan uang yang didapatkannya dari menggeledah lemari
au setiap hari kayak g
*
lagi. Ibu ma
Cantika berjalan ke dapur untuk makan siang. Rupanya s
ng hilang begitu membuka rinjing, yang han
teri
h menghampiri anaknya. Wanita tua itu tadi s
in apa? Aku bosen, Bu, tiap
k. Bersyukur, yang penti
asin itu dilempar ke tanah oleh Cantika. 2 kucing peliharaannya
h, jangan dibuang-buang seperti itu!" Nilam menatap nanar ke arah ikan asin yan
uang Ibu, balikin ke Ibu,
ya uda
susah payah Ibu kumpulkan uang itu, dalam sehari uang itu sudah habis? Kamu beli apa saja, Nak? Ken
kan bisa cari lagi. Awas, aku mau pergi!" Pusing kepala Cantika mendengarkan
mana kam