CANTIKA si Gadis Durhaka
tika menghempas ka
!" Di teras rumah, Nilam berusaha mencegah anaknya agar tak pergi. Suasa
gi ke mana! Jangan pernah tanga
nya. Tak seperti waktu muda dulu yang terlihat kencang dan mulus. "Maaf, Nak, kalau tangan Ibu kotor.
ali ngotot, ya tetap ngotot. Cantika tak pernah mendengarkan ucapan ibunya. Sore itu
mba." Hatinya sedih setiap kali Cantika membentaknya. Deng
*
na! Ngomeeelllll
orang tua yang kaya raya, tentu nasibnya tak akan seperti ini. Kemana-mana tak harus berjalan kaki, bisa makan enak,
baru terhenti takkala ia sudah memasuki
ntika mengekor di belakang gadis itu hingga langkah
kai apa? Kok aku gak
harus berbohong pada teman-temannya setiap kali menanyakan kendaraan atau rumahnya. Boro-bor
an? Nanti malem
ma
ng aja. Kamu pasti bakal
*
mana, sih? Udah malem
u cemas akan anak gadisnya yang sampai saat ini belum kembali ke rumah. Berulang kali kepa
ya. Tangan yang tak lagi kekar
lang, Pak. Ibu kh
ranya dingin, nanti Ibu sakit. K
ndangan Nilam terara
am mengikuti suaminya yang menarik t
ika. Dia itu perempuan, Ibu
. Cantika pasti pulang. Bapak bikinin t
sa menyembunyikan raut cemas di wajahnya. Berulang kali ia menggelengk
gelas pada meja kecil. Ia pun sebenarnya juga cem
Bapak car
, Bu? Bapak gak tau rumah
sa memberikan kebahagiaan untuk anak satu-satunya itu. Ia ta
Bu. Bapak yakin Can
*
ni sudah terlihat terang. Hingga gebrakan dari pintu dep
Braakk..