Gairah Terlarang Sang CEO!
iku, Mister Fremantle!" sembur Chantal dengan galak usai kesadar
mping Chantal. Bulatan kembar di dada wanita itu terdesak hingga menyembul di hadapan Jordan. "
. "Dasar pria keparat! Menjijikkan. Rendahan!" Amarahnya memuncak seiring berlalunya waktu yang ha
an baginya dan memberikan hiburan tersendiri baginya. Dengan girang dia mendaratkan ci
ng. Sungguh menggelikan!" goda Jordan seolah men
henti memberontak lalu memilih untuk diam. Namun, itu pun tetap salah langka
perkosa. Hentikan!" teriak Chantal meronta-ronta
angkak naik mendekati wanita itu hanya sekadar ingin menakut-nakutinya. Tatap mata
an hal yang tid
" sahut Jordan menahan kedua tangan Chantal di atas kepala. Dia merundu
sa belum waktunya melakukan hal yang lebih intim dengan wanita itu. Maka dia pun hanya menggodanya denga
seperti nyanyian malaikat yang merasuk hingga ke jiwaku yang
un tubuhnya justru mendambakan sentuhan
h, gaun pesta untukmu bisa kau pilih sendiri di walk in closet samping pintu kamar mandi," ujar Jordan l
i selera Jordan yang tak bercela dalam hal penataan interior dan furniture penthousenya.
ngan tangan kanannya yang berwarna merah ungu kebiruan terkena guyuran air hangat. Dia membalur
nutup di bawah derasnya air yang membasahinya. Pastilah sangat erotis, tebaknya. Jordan mengetikkan pesan ke pen
mar mandi dibuka membuat Jor
an serasa memberontak menatap pemandangan terlarang itu. Namun, dia menahannya dengan kuat. Jordan pun bangkit dari kursi kerjanya l
menilai gaun-gaun cantik yang berderet di rak gantung. Dia menjatuhkan pilihannya p
hantal mengenakan gaun tersebut ke tubuhnya. Ketika ia kesulitan menutup resleting punggun
ini, Jordan?" tanya Chantal yang m
ngan. Dia mendaratkan kecupan bibirnya ke bahu Chantal yang terbuka,
pa sensor tadi?" tanya Chantal
seolah mengintip Chantal berganti baju. "Wonderful body, Chant! Aku sangat men
ampai tangan yang satunya mengalami hematoma juga, Chantal. Bersikap baiklah kepadaku. Tunggu
umu sambil berdandan," jawab Chantal mena
andi tanpa menutup pintu. Sedangkan, Chantal membongkar kopernya untuk mengambil alat make u
erharap Jordan tidak akan berbuat kasar kepadanya di pesta nanti. Sebenarnya pria itu cukup menyenangkan dan punya selera humor yang bagus. Nam
a. Dia bersiul saat menatap bayangan cantik itu di cermin. "Wow, apa kau benar hanya desainer pakaian dan bukan seoran
m berapa kita harus berangkat?" balas Chantal yang telah selesai berdanda
!" jawab Jordan tanpa menyebutkan waktu keberangkatan mereka ke pest
tnya sama sekali dan melangkah menuju ke tengah ruangan penth