Satu Malam Bersama Calon Besan
a
menggeliatkan tubuhnya dan secara insting langsung menarik selimut dan mendekat ke sumber hangat y
han, itu seorang pria! serunya dengan panik dalam hati. Matanya terbuka lebar kemudian menelan air luda
dengan cepat mencoba menenangkan diri dan mengambil keputusan apa yang harus ia lakukan sekarang! Jangan
uannya dalam hati. Bagaimana bisa di umurnya saat ini, dia bisa melupakan n
i berada di bawah selimut! Ia mengaduh sambil
ngatnya! Aneh! Kenapa ini bisa terjadi? katanya dengan gugup dalam hati. Bagaimana kalau Bastian, putra tunggal
sambil memunguti pakaiannya yang tersebar ke sana ke sini dan langsung mengenakannya deng
mendiang suaminya. Telah lama ia menjaga kesetiaannya kepada almarhum suaminya. Kini sem
rangnya dengan kesal pada dirinya sendiri. Ia merasa seper
a pergi dari kamar. Dengan begini dia tidak akan merasa dibeli, bukan tapi membeli kepuasan se
a lagi! Dia hanya ingin pulang dan mandi meski hal itu tidak
sudah bersiap menggodanya! Sebelum mereka membuat kegaduhan, Mira langsung merapatkan satu ja
minta penjelasan dari semua teman
apa yang terjadi tadi malam?"
seru Reni menya
bisa aku tidak ingin mengingat tentang kejadian
mpai tidak tahan karena harus terus menerus mendengarkan suara lenguhan dan erangan
"Sepanjang malam! Itu tidak mungkin benar, bukan?" sahut
rekamnya untukmu," kata Santi d
enny yang sedang membuatkan
tuk bisa mendengarkan rekaman yang ia ambil kemarin. "Padahal kau sudah m
ikan semuanya?" sahut Mira
menghormati privasimu!"
. "Jadi rekaman apa yang kalian am
untuk tidak tertawa dan menyalak
sekali, jangan berhenti! Ku
ra sambil menyita pon
idak bisa menahan tawa hingga ia
"Sekarang tunjukkan yang mana saja
il menunjuk ke semua rekaman
nya sendiri. "Memangnya kami bercinta sampai berapa ronde semalam!" seru Mira sam
reka berbarengan sambil be
rapa? Mungkin saja dia sanggup tapi aku?" kat
berdualah pelakunya! Dengarkan saja sendiri kalau tidak percaya!" sahut Tari sambil menepuk-nepuk bahu Mira d
Tari yang ter
dan memohon ampun sa
menatap ke arahnya
na malu! "Kalian jangan menggod
sudah bertukar nomor telepon?" tanya Jenni segera me
ukan hal itu?" tanya
bertemu lagi?" tanya
mpi buruk yang seharusnya aku lupakan!" serunya dengan geram. "Aku tidak tahu kenap
berpandangan satu sama lain sambi
kan sebelum mengambil keputusan. Apa kau akan melepas lela