Lika Liku Cinta Rafel
yang beberapa saat lalu sedang naik daun dan menjadi perbinca
erapa gedung penting negara untuk jangkauan ibu kota yang baru. Keberhasilan proyek ini sekali
uah pembuktian kepada keluarga besarnya kalau dirinya mampu dan layak untuk berdiri dengan dua ka
tok..
sudah memberikan pengaturan bahwa akan mengecek desain akhir sehingga
ti tiap garis alur pada cetak d
tenang mungkin. Dibelakangnya menyusul masuk Raya, perwakilan dari W
mereka. Sementara Rafel kembali fokus pada kertas desain penta
h mengecewak
sebuah pujian" Rafel
an yang tidak dibuat-buat. Beberapa karya garapan Rafel sendiri memang cuk
pa ide segar dari Rafel sendiri seolah menjadi angin segar dari bidang desain interior. Secara karir, Rafel Nasut
ribadi. Meskipun Rafel sampai detik ini masih saja bersikap selayaknya klien profesional, ti
k menunjukan perhatian. Seperti saat ini, kedatangannya untuk melakukan branding desain yang
pola dengan lunch bersama? Ginko? Saya mendengar
n saya juga bel
g salah paham. Jadi, jangan salahkan Raya kalau seand
ervasi sekarang juga" senyum kecil ter
sebut sebelum kembali fokus pada desainnya. Diriny
epang kesukaan Rafel tersebut. Ajakan makan siang kali ini juga bukanlah hanya sekedar ajakan
ng menyediakan berbagai menu Internasional juga beberapa menu trad
bagian privat yang disekat oleh empat bagian partisi. Dindingnya terbua
yang ambi
tu saja harga dirinya sebagai lelaki tidak menerima p
Rafel. Man service semacam ini tentunya sudah sering Raya dap
Pak Rafel
ksa beberapa berkas sebelum saya pindahkan pada tim p
angan untuk menangkup punggung tangan tersebut. "Saya memiliki voucher suit room di Grand A
laki langsung bekerja. "Maaf Bu Raya, sepertinya Anda salah paham. Say
ertarikan yang sama" senyum kecil tidak hilang dari bibir Raya. Te
kita tidak lebih dari hubungan pro
pahaman ini, saya mengundang Anda dalam ferewell party peresmian proyek kita" saat mendapati ra
ya akan hadir j
uti setelah menerima nota bill. Keduanya memang datang dengan menggu
gian parkir, Raya beralasan kalau jadwal selanjutnya adalah kunjungan lapangan dan
menghubungi
ure, saya akan meminta Indah untu
ah dan kembali denga
¤¤
h terlanjur saya pesan. A
dah memesan paket lunch tersebut saat menerima tawaran Raya tadi. Berpikir mungkin
aja. Sudah m
cil, menyelipkan anakan rambut ke
saya minta tolong pesankan es amer
afel mau lembur? Bukannya semua ker
jalanan dinas ke Semarang. Saya mau menyelesaikan semua yan
usias, "sayang banget gue lagi banyak kerjaan..." li
i waktu untuk diri sendiri di Semarang nanti tidaklah buruk. Semarang juga adalah kota kelahiran Mam
g ya,
tap jam di pergelangan tangannya yang sudah menunjukan pukul setengah lima
san lain. Saya ini lembur juga nanti sese
a Pak, say
terserah kamu saja. Kalau begitu pesan kopinya dua sama
tentu saja kan tidak mungkin dirinya lewatkan. Indah bukannya asal mem
embur, d
sebelum ini Indah hanya berani mendekati dari jarak aman maka kali ini Indah akan bergerak lebi
rmasi ke keamana
rus mengkonfirmasi karena itu berarti lift dan listrik bagian dalam tidak akan dimatikan. Ruanga
sanan kopi milik Rafel. Tidak sulit karena memang Rafel tidak pernah menaruh curiga atas semua yang Indah lakukan
adari Rafel mulai terpengaruh bergegas membereskan per
fel. Tangannya terus menekan-nekan pel
pura-pura mendekat,
nopang tubuh. Dengan sihap Indah merangkul Rafel, menikmati saat bi
saat Rafel merebahkan
menggumam-gumam sementara I
hu Rafel, memeluknya dari arah depan dan membiarkan saat Rafel menumpukan wajah
gumam Rafel yang sege
nget!" Decaknya ketagihan menduselkan ujung hidu
han lolos begitu sa
Indah dengan mulut mencecap-cecap. Bibirnya terus menyusuri leher
h... Inn-n
desah Indah dengan tubuh terus menopa
n dua kakinya, jadilah Indah membiarkan tubuhnya ikut merosot turun.
enggebu yang Indah lakukan. Dengan cepat bibir Rafel di
ran. Dadanya naik turun cepat. Mulut Rafel yang t
napun Indah inginkan. Lagipula, tidak akan ada protes, tidak ada pe
" Lalu Indah merangkak turun, fokus pada bagian ban
butuh dipua
¤¤