Lika Liku Cinta Rafel
salah satu bed bangsal UGD. Supir taksi yang membawanya dengan baik ha
eorang perawat menyent
i sudah digulung sampai ke bagian siku. Lalu tatapannya beralih kembali pada p
untuk dilakukan rontgen bagian tulang kaki yang mengalami cedera." Perawat tersebut menatap bagian kaki kanan Rafel yang s
eparah
at membengkak tapi Dokter mengatakan tetap harus dilakukan rontgen
proyeknya sedang begitu padat seperti sekarang ini. "Kalau begitu la
yang bisa
dipaksa untuk kembali kerumah. Sejak hari dimana Rafel memutuskan keluar, dirinya
n lakukan
kter Reno yang menangani Anda akan melakukan vi
nnya yang belum boleh digunakan untuk bergerak. Untuk bangun dari posisi berbaringnya saja
perawatan kembali membangunkan. Rafel bahkan perlu mengerjap sedikit lebih lama mengingat dirinya yang tid
siap. Mari saya bantu untu
kakinya hingga Rafel tidak banyak memprotes selain menuruti saat tubuhnya dipapah untuk berpindah. Hanya
ingat UGD berada di lantai paling dasar. Perawat mendorong kursi roda Rafel memasuki lift khusu
g Dokter senior yang tampak sedang membalik-balik chart m
menyapa Rafel yang turut memandangnya. "Saya akan melakukan pemeriksaan rontgen dan melih
unjukan senyuman sopan, "Saya bantu ya Pak. Tolong ber
es rontgen. Setelah dibantu berganti, barulan proses pemeriksaan bagian dalam jaringan tubuh menggunakan bantua
Reno mengamati bagaimana Rafel yang sedang menalikan jubah pakaian rumah sa
hasil rontgennya keluar. Pembicaraan mereka terinterupsi oleh kehadiran seorang wani
sai dan sedikit terlambat karena kendala teknis tadi." Dokter Reno tampak menje
ebut jatuh pada Rafel yang sedang dibantu berpin
a. Saya segera melakukan pemeriksaan mengingat rekam medis sebelum
pada Rafel yang menatapnya seolah tidak
ing Rafel kian m
erulas dibibir kemerahannya. "Bukan siapa-siapa. Lupakan saja. Kalau
i perawat dibelakangnya menyentuh bahunya
ilih melupakan kecanggung
■
dengan wajah penuh khawatirnya. "Saya langsung datang sewaktu m
a bersama dengan Indah. Sebelumnya memang dirinya meminjam telepon rumah sakit untuk menghubungi Inda
u saya pindah ke bed." Rafel menunjukan kalinya
alih dorongan kursi roda Rafel. Selanjutnya mendekatk
naik seiring dengan Rafel yang menumpu pada sebelah ka
al agar Rafel merasa lebih nyaman untuk bersandar. "Pak Rafel memb
a akan baik-baik saja. Ini hanya kecelakaan kecil. Saya memanggil kamu datang
si dengan Pak Badrun untuk meng hold on dulu tugas Pak Rafel sementar
RD untuk tambahkan bonus nanti. Sekarang, saya benar-benar butuh tidur karena selama di Kalimantan tidak benar-benar bisa beris
n diri berbaring di bednya. Selanjutnya berpura-pura si
tertidur dengan pulas. Indah menghentikan gerakan jem
keras. Rafel hanya sedikit mengerny
lang betis. Sepertinya yang kali ini cukup serius karena perawat sampai mengataka
gsung, sekarang Rafel justru terluka dan sudah jelas akan mengambil libur. Benar-benar sial! Selama seminggu ini padahal Indah sudah banyak b
ebal
saat betis seksi itu justru kini terlingkupi perban berwarna cokelat tersebut. Baru saja jarinya
da lakukan d
a lamat-lamat, "seharusnya saya yang menanyakan hal tersebut mengingat Dokter seharus
tersebut mencuri lirik pada Rafel yang masih betah dalam lelap
arang." Indah bersedekap menatap gelagat tidak biasa dari Dok
in mengangguk dan meninggalkan Rafel bersama wanita kasar dihadapannya ini.
it mengganggu, tapi saya penasara
angnya. Jelas-jelas wanita dihadapannya ini melihat Rafel
mam Vio dengan p
menjaga sikap Anda dihad
merasa kalah, tapi justru yang didapatkannya ad
an Vio menjadi orang yang pertama keluar. "Anda bisa mulai mengingat wajah s
lik pergi tanpa memberinya kesempatan un
■