Harga Sebuah Keperawanan
Aku mengirim pesan pada Miska. Berharap kali ini dia dapat menolong. Sebab, uangku tel
pesan centang dua biru. Perta
ari temanku itu. Sialan memang. Ketika dia butuh, langsung lari
kirim pesan sebagai penegasan
mpak keterangan
idaknya ada sedikit harapan
g-itungan. Uang di tangan gue ada 2 juta. Tapi buat b
cukup membantu, tapi tetap saja ti
a uang receh untuk membeli m
yang kulihat di sosial media. Bisa makan di tempat mewah, bisa jalan-jalan ke mana pun
kerjaa
ka mengir
lah bekerja? Atau mungkin ia ingin menawarkan pekerja
] Lagi, ia mengirim pesan sebelu
napa?] Aku
O.] Ia mengirim p
anita tidak ada harga dirinya. Tentu saja aku tidak mau. Prinsipku sejak
n aja. Lu masih perawan 'kan
uga sering nongkrong di tempat-tempat mewah. Jalan-jalan ke sana ke mari, seperti yang aku impikan. Tidak mu
menjadi penasaran. Ingi
ada balasan. Ah, sudahlah. Tamp
as menuju kamar mandi. Ingin membersi
, ponsel berdering. Ada pangg
ari kamar mandi untuk meraih ponsel yang ma
ngapa tiba-tiba ia menelepon? Namun
ama yang terucap dari bibirnya
gat butuh uang, tapi jika harus me
gil, membuatku tersenta
ada jalan lain aja." Aku menja
punya ja
punya jalan apa pun. Jalanku telah buntu, itulah sebabnya aku menc
buat ketemu dia. Tadi gue sambil negosiasi. Dia ma
kecil untuk harga sebuah keperawanan. Yang benar saja ha
al ini." Miska kembal
kir lebih lama, langsung mengiyakan. Tida
t, sekarang lu siap-siap.
melihat. Panggilan terputus setelahnya. Kulempar
*
ali di depan pintu kost. Aku bangkit berdir
n yang menurutku sangat terbuka. Ia m
n lu?" Miska
am tas. Gue gak nyaman kalau make pakaian ter
kannya secara perlahan. "Yaudah, naik. Ya
Miska. Ia tampaknya sudah terbiasa dengan setelan seperti itu, tampak begitu nyaman dengan apa yang ia pa
ya penuh heran ketika motor be
dan rawan razia Satpol-PP. Terkadang polisi langsung yang tur
kepotong buat sewa hotel. Di sini lebi
" Nyaliku semakin
tato, bau, dan tidak terawat. Aku tidak ingin memberikan kesucianku untuk orang semacam itu.
ghampiri kami setelah Mi
ki itu tinggi, tapi kurus. Ia tidak mengenakan baju. T
angnya." Miska berbisik ketika melihat aku mengibas
rucap sembari menatapku
a." Miska beruc
mpet yang menurutku isinya tidak terlalu tebal. Seper
ribu. Miska menerima dengan senyum merekah. Tampak
gue jemput ke sini." Miska berucap s
ku karena ia mendapat komisi yang nominalnya tidak jauh b
rgi, aku ditarik oleh lelaki itu untuk
hku gemetar. Keringet dingin membasahi jidat. Aku benar-benar sangat takut k
dosa. Meminta pengampunan terhadap Tuhan
doa, jika aku mati dalam berzina, s
ke lantai. Secara bersamaan terdengar sirine mobil polisi,