THE HERA'S KING
yan. "Udah tau, masih nanya lo!" Carikan desain lain.Saat ini King berada di ruangannya dan melihat sendiri hasil kerja Hera yang sangat rapi dan teliti. Seminggu tela
anya pusing. Belum lagi kemauan sang mami yang ingin menjodohkannya dengan seorang perempuan anak kolega mereka. Semakin membuatnya pusing memikirkan semua itu.Orang tua King yang berada di Amerika akan datang Minggu depan ke Indonesia. Dan King harus bersiap siap memperkenalkan kepada mereka seorang wanita sebagai calon istrinya karena jika tidak, King harus rela dijodohkan dengan wanita pilihan orang tuanya dan tentu saja ia tidak mau. King masih menyimpan cintanya kepada Gladis. Hanya Gladis yang mampu membuatnya berdebar dan merasakan cinta. Bukan tidak pernah ia mencoba menjalin hubungan dengan wanita lain. Namun lagi-lagi usahanya itu gagal. Ia terlalu memuja Gladis. Sehingga wanita lain hanya dianggap angin lalu oleh King.Kondisi ayah Hera belakangan ini semakin memburuk, dengan sisa tabungannya, Hera membawa ayahnya berobat ke dokter. Dokter di rumah sakit itu berkata jika ada penyempitan pembuluh darah di bagian kepala ayah Hera. Hal itu yang menyebabkan stroke yang berkepanjangan dan dampaknya dapat menimbulkan kelumpuhan saraf yang bisa terjadi seumur hidup. Itu berarti kemungkinan kecil ayah Hera bisa sembuh tetapi hal itu dapat di cegah jika dilakukan operasi pemulihan saraf.Hera menanyakan kepada dokter berapa kira-kira biaya pengobatan ayahnya. Dokter memberitahukan nominal angka yang sangat banyak mencapai milyaran rupiah. Hera sedikit kaget dengan penjelasan dari dokter. Bersama adik tirinya Ewan, mereka pun membawa pak Tobi pulang ke rumah. Hera berkata kepada adiknya agar merahasiakan biaya operasi yang besar kepada ayah mereka.Saat pak Tobi sedang di kamar untuk istirahat. Ewan keluar dari kamar dan menghampiri Hera yang sedang mengecek barang pesanan online yang akan mereka kirim. "Kak, Bagaimana jika aku berhenti kuliah saja, aku bisa cari kerja yang full time. Untuk membantu biaya operasi ayah." Hera segera menghentikan kegiatannya dan melirik adiknya Ewan, "kakak nggak setuju idemu itu, kamu fokus kuliah dan bantuin kakak jualan online, itu tugasmu, selebihnya biar kakak yang urus."Namun Ewan sepertinya tidak setuju dengan pendapat H