THE HERA'S KING
i kawasan Sudirman Jakarta pusat, ia pun melangkah dengan penuh percaya diri sambil
kantor sekretariat berada di lantai berapa. Resepsionis menanyakan nama
il itu, keluar seorang pria tampan, tinggi dan berkharisma, dialah Sang CEO baru, semua orang terpana dibuatnya tak terkecuali Hera yang jug
ta mereka tertuju kepada King. "Mbak, halo mbak?" Hera memanggil Sang Resepsionis yang masih melongo melihat King lewat. "
ujuan. Resepsionis itu menyuruh Hera menuju ruangan sekretaris Wina yang berada di sebelah kiri.
alam. Ia melangkah menuju ke dalam ruangan itu. Di dalam ruangan ada pen
memperlihatkan dengan jelas hasil interiornya. Hera juga kaget, jika ruangan yang ia akan interior ternyata milik CEO laki
ilet. Hera hendak kembali ke ruangan tadi. Namun tiba-tiba ada yang memanggilnya. "Hei kamu..," Hera melirik ke arah orang yan
u. "Iya.., kamu, kamu yang saya panggil!" Ujarnya tegas. "Sa..saya?" Ujar Hera
an!.ngat, Semua harus pas, awas jika tidak,
try yang tadi ia lewati saat ke toilet dan membuat kopi untuk King. Saat selesai membuat kopi, kebetulan office girl yan
ni yang meminta dibikinin kopi. "Ia pikir saya office girl disini mbak," seru Hera. "Mungkin karena
ementara itu di ruangan CEO, office girl meletakkan kopi buatan Hera di atas meja atas perintah K
ini seperti aku kenali?" Ia mencoba keluar dari ruangannya dan me
penasaran dengan wanita tadi, namun King tidak terlalu mengenali wajahnya dikarenakan Hera yang memakai topi, sedangkan King tidak terlalu
rlu di lengkapi untuk memulai mendesain ruangan CEO itu. Pengawal Juyan juga mengatakan jika b
rusahaan Quality TBK. Ia langsung menuju ke lantai paling atas. Sesuai petunjuk pengawal
berada dalam ruangan CEO itu, akhirnya pagi pukul empat dini hari ia selesai m
anya sedang menikmati mie ayam bakso yang sebelumnya dipesan oleh Wina melalui jasa pengantar makan
dengan Anda, nona Hera." Hera seketika menghentikan makanannya, dan beranjak keluar
engan penuh selidik. "Nona Hera dari mana Anda mengetahui jika tuan muda King, menyukai warna peach dan brown?" Ujarnya. Hera seketika bingung
memang tuan King tidak puas dengan hasil desain saya, anda bisa mencari orang lain untuk mendesain kantor beliau," seru Hera kesal karena semalaman dia bekerja keras, namun ora
ong sekali wanita itu!." Diam-diam King melihat perdebatan Juyan dan Hera melalui cctv,
taman yang ada di dekat situ dan mulai menangis. Hera menya
"Halo nona, kenapa Anda menangis?" Ujarnya lalu menyodorkan sapu tangannya kepada Hera. Hera seketika kaget dan mulai menyeka air matanya dengan jarinya.
a perasaan kita lega. "Te..terima kasih pak," ujar Hera sopan dan mencoba mengembalikan sap
e arah Hera. Mereka pun saling berkenalan. Fred berkata jika ia
yum. Yang menurut Hera senyum Fred sungguh menawan. "Ti..tidak pak, anda terlihat lebih muda," ujarnya polos. "Nah, Ka
ih memanggil seperti itu.Setelah berbincang lama, Mereka pun berpisah,