Kubalas Kesombongan Ipar Dan Mertuaku
matahari yang sangat membakar kulit itu, ak
arena badanku sangat berkeringat, akhirnya aku memutuskan untuk mandi. Meski mertuaku tergolong
ga yang dimana semua anggota keluarga mertuaku harus datang.
mengalah untukku, aga
o yang masih anget, minumnya air dingin, pi
ntuk memakai body lotion. Tipe kulitku memang kering jadi se
a keluar kamar untuk memberikan bakso yang telah aku beli kepada ibu mertuaku sekalia
adi. Namun, saat aku melihat ke meja, aku tak melihat ada bakso disan
so sama sekali. Seharusnya jika bakso itu memang jatuh pasti pecah, kuah
masuk ke kamarnya. Ayah mertuaku yang entah sejak
n kepada ibu mertuaku, apakah baksonya memang
ku mengetuk pintu di
keluar untuk menemuiku yang sedang menunggu di depan pintu.
ang saya belikan tadi, saya taruh di meja Bu," ucapku deng
u dengan suara yang kasar hingga membuatku
ungkus untuk saya sendiri. Ibu simpan dimana ya
tadi untuk kamu?" jawab i
baksonya?" tanyaku yang sudah tak sabar untuk
rtuaku dengan ketus, namun
u simpan untuk Mas Miko?" tanyaku yang masih berpikir posi
rsi untuk suami saya dan yang dua porsi untuk s
anas-panasan membelikan bakso untuknya, ia malah memakan jatahku.
, aku meninggalkan kamar ibu mertuaku. Aku memutuskan untuk makan na
untuk sarapan dan bekal untuk suami, kakak iparku dan sua
Mas Dani, suami Mbak Dina diam-diam memberiku uang sekedar untuk menambah uang belan
a mertuaku, namun ia tetap menghargai aku. Ia bekerja di kantor dengan jabatan
i Mbak Dina lebih senang tinggal bersama kedua ora
asaan di rumah ini, aku harus masak dua kali yaitu pagi dan sore dengan menu yang berbeda
kan, keperluan sehari-hari seperti keperluan mandi, keperluan kebersihan rumah dll, bagaimana aku dan Mas Miko memiliki tabungan
gi ku selayaknya menantu. Tapi hal itu sama sekali tak pernah ter
gan gaji yang Mas Miko berikan kepadaku. Aku lebih mengesa
uamiku sendiri. Aku rela berhemat dan mengesampingkan kebutuhanku demi menabung. Tabung
social media untuk melihat-lihat postingan-postingan teman-temanku yang sangat bahagia dan se
n jam empat sore, akhirnya aku bergegas untuk pergi ke dap
etulan masih ada sisa daging kambing di freezer, namun karena memb
ama Mas Dani dan Mbak Dina, dan yang terakhir suamiku. Namun
taupun kakak iparku karena telat menyiapkan makan malam. Biasa
ng akhirnya aku memutuskan untuk merebusnya, padahal sebenarnya tidak boleh daging dari f
erti dikejar waktu. Aku bagaikan mengikuti kompetisi masak ya
p Mas Miko yang me
waktu nih," balasku kepada Mas Miko yang baru saja pulang dari
nya, masalah kopi gampang, nanti aku bisa buat send
g sangat baik dan pengertian, itulah alasanku masih tetap bertah
mandi aku buatkan kopi," ucapk
ap Mas Miko samb
akuan Mas Miko yang sangat manis padaku, mampu mengobati lu
n barang-barang sebelum mandi. Tiba-tib
riak Mbak Dina y
ku dari dapur, aku belum bisa mengham
banget," ucap Mbak Dina y
lasku sambil terus
m juga kelar masak? Ngapain aja kamu seharian di rum
n Mbak Dina dan segera mengad
jak ngomong malah nggak didengeri
k bisa bantuin aku untuk mengaduk sayur di
cet kalo harus pegang alat dapur," ba
arah-marah," balasku yang kemudian mengadu
saya sekarang," ucap Mbak D
u masih sibuk," ba
melawan sama saya ya,"
i sibuk. Kalo Mbak nggak sabar nungguin saya, Mbak bisa buatkan sendiri tehnya untuk suami Mbak, nggak akan mem
bak Dina yang sudah mengangkat tangannya dan bersiap untuk
yok kala ia mengetahui jika yang memega
kita semua. Kamu yang tidak ada kerjaan seharusnya membantunya, dan untuk membuatkanku teh, itu kan sebenarnya tugas kamu seba
ng malah memihakku, M
n ini sih. Aku ini istri kamu loh," ucap M
an pekerjaanku tidak meng