Pengasuh Putraku Ternyata Ibu Kandungnya
ya Seo yang tengah memasak di dapur. Sesekali, dia memegangi dadanya."Ibu sedang apa? Kenapa Ibu bangun? Ayo, Ibu harus beristirahat. Jangan memaksakan diri. Ibu masih sakit," ucap
tetangga.Beberapa orang mengurus jenazah Nyonya Seo. Hari itu juga, Nyonya Seo dimakamkan. Aera melihat jenazah sang ibu untuk terakhir kali dengan air mata mengalir. Perlahan peti jenazah dimasukkan ke dalam tanah. Usai pemakaman, para pelayat pergi satu demi satu. Tinggal Aera sendiri. Air matanya tiada henti mengalir. Langit yang seakan mengerti kesedihan Aera, ikut menumpahkan airnya. Aera memeluk makam sang ibu. Setelah puas menangis, dia bangun, kemudian beranjak dari gundukan tanah. Dia memilih untuk kembali ke rumah. Tidak membutuhkan waktu lama Aera telah sampai di rumah, Aera memasuki kamar sang ibu. Dia membaringkan tubuhnya di sana. Tubuh dan hatinya terasa hangat. Tidak berapa lama, ia tertidur dengan lelapnya.Ketukan suara pintu membangunkan Aera dari tidurnya.Tok ... tok ... tok.""Aera, maafkan aku." Jean memeluk tubuh Aera.Mata sembap Aera yang terlihat jelas membuat Jean dan Ga Eun merasakan kesedihan yang dirasakan oleh sahabat mereka."Jean .... Ga Eun ..., aku sudah baikan. Duduklah.""Aera, maafkan aku. Aku baru bisa berkunjung. Kemarin, banyak pekerjaan dan kamu tahu sendiri kalau Pemilik Restoran tidak akan mengizinkan kita pulang lebih awal, apa pun alasannya. Dan, aku tidak bisa meminta izin pada Atasan di tempat kerjaku yang baru. Aera, maafkan aku." Jean menyesal karena tidak ada di samping sahabatnya saat sang sahabat mengalami kesedihan dan membutuhkan dirinya."Aku tahu, Jean. Terima kasih sudah mau datang.""Aera, aku membawa sarapan untukmu. Aku yakin kamu pasti belum makan." Ga Eun membuka tiga bungkus bubur untuk mereka makan bersama."Terima kasih, Ga Eun .... Jean ..., tapi aku belum lapar. Kamu letakan saja di atas meja," pinta Aera.Penolakan Aera membuat kedua sahabatnya saling pandang."Tidak. Aku yang akan menyuapi mu. Sekarang, buka mulutmu."Aera terpaksa menuruti Jean. Bubur yang dibawa Ga Eun habis juga."Aera, aku pergi dulu. Sepulang kerja, aku akan mampir lagi.""Jean, katakan pada Pak Manajer jika aku tidak masuk hari ini." "Tentu, Aera. Jaga dirimu baik-baik.""Hmmm ...."Setelah kepergian Jean dan Ga Eun, Aera memasuki kamar sang ibu. Dilihatnya foto sang ibu yang seolah tersenyum padanya. Aera mengambil baju sang ibu dari lemari. Tanpa sengaja dia melihat ada kotak berwarna cokelat. Rasa penasaran Aera pada kotak itu membuatnya cepat membuka. Adapun isinya sebuah surat, buku tabungan, serta beberapa