Pengasuh Putraku Ternyata Ibu Kandungnya
nya. Aera memperhatikan keadaan sekitar, tempat yang terlihat sederhana namun terlihat bersih dan rapih. Beberapa kali Aera berpapasan dengan sepasang kekasih yang tengah duduk. M
idak apa-apa, kan? Besok setelah aku pulang kerja, kita bisa berbelanja di supermarket." Aera hanya mengangguk. Dia duduk tepat didepan Naomi dan mengambil sumpit--memulai makannya."Ini sangat lezat Naomi. Rupanya kau pandai memasak!""Ini hanya ramen Aera, kau jangan memujiku berlebihan. Aku dengar dari Jean jika kau pandai memasak, apakah itu benar Aera?""Sepertinya, dia terlalu berlebihan memujiku." Keduanya tertawa. Setelahnya, mereka saling bercerita hingga ramen yang di mangkok tandas. Bahkan, kini mereka masih terus berbincang di ruang tamu."Aera, apa kau akan mencari pekerjaan di sini?"Aera pun mengangguk. "Iya ... Aku berencana besok akan memulai mencari pekerjaan." Dalam hati, dia bersyukur ternyat Jean tidak menceritakan tujuan aslinya di sini."Apa kau akan melamar bekerja di kantoran? Jika iya, akan aku kenalkan pada temanku. Dia bekerja di kantoran sebagai sekertaris.""Tidak, Naomi. Aku hanya ingin bekerja menjadi pengasuh anak-anak. Jika kamu memiliki teman yang membutuhkan baby sister, aku bersedia,""Pengasuh? Apa aku tidak salah dengar? Kau jauh-jauh ke sini hanya untuk menjadi seorang pengasuh!?" Naomi heran dengan Aera yang ingin menjadi pengasuh. Terlihat jika Aera sangat cantik dan terpelajar, bahkan Aera lebih cocok menjadi seorang model.Tapi kenapa Aera ingin menjadi pengasuh? Naomi hanya geleng-geleng kepala sebelum ia kembali bersuara."Baiklah terserah padamu, besok aku akan menemanimu mencari pekerjaan." "Tidak perlu, Naomi. Aku bisa sendiri, lagi pula aku tidak ingin merepotkan mu," sahut Aera lirih."Kau tidak merepotkan Aera, kebetulan besok aku free jadi bisa menemanimu." "Terima kasih Naomi,""Oke, sekarang kita istirahat, ini sudah malam Aera. Jika kau butuh sesuatu bisa bangunkan aku, kamu jangan sungkan, terhadapku,""Baik, selamat malam Naomi."Mereka lalu memasuki kamar masing-masing.Namun, di dalam kamar, Aera menatap alamat yang ibu Seo berikan padanya dengan raut wajah sendu.'Aku merindukanmu putraku, seperti apa wajahmu. Apa aku akan mengenali wajahmu, wajah yang tak pernah aku lihat sebelumnya," gumam Aera.****Di tempat lain, seorang anak laki-laki sedang mengamuk. Semua barang di lempar, termasuk ponsel canggihnya sehingga semua pelayan mencoba menenangkannya. Namun, tidak satu pun yang berhasil, hingga pelayan senior menghubungi Tuannya."Tuan,