Pengasuh Putraku Ternyata Ibu Kandungnya
gambil kantong belanjaan. Namun, saat melihat jam di pergelangan tangan, Aera terkejut, lalu berkata, "Tuan Muda, maaf, ya! Bibi harus pergi dulu."Melihat itu, si bocah laki-laki mengang
tirahat karena dia tahu kalau putrinya hampir selalu menghabiskan waktu di balkon ketika malam sangat larut."Aku mengerti Ibu." Aera menghabiskan makan malam. Setelah mengantar Nyonya Seo ke kamarnya dan menyiapkan obat yang harus diminum, Aera berbenah."Istirahat, Sayang. Ibu akan meminumnya." Nyonya Seo meminum obat di depan Aera yang kembali muncul.Senyum menghiasi wajah cantik alami Aera.Tak lama, Nyonya Seo memejamkan matanya. Dia mendengkur halus. Aera pun ke kamarnya yang berada di lantai atas.Cuaca pagi begitu dingin. Namun, itu tidak membuat Aera berdiam diri di rumah. Setelah menyiapkan obat untuk Nyonya Seo, Aera memutuskan tetap bekerja."Aera. Kamu sudah datang?""Ga Eun, ada apa?""Bagaimana kabar Bibi?" Ga Eun menolah ke arah Aera yang tengah melepas baju hangatnya."Ibu ingin bertemu denganmu. Apa hari ini ada waktu? Bukankah kamu berjanji akan mengunjungi Ibu hari ini?" Aera menyiapkan alat untuk membersihkan kaca yang terhalang kabut."Ya, aku akan berkunjung selesai bekerja nanti."Aera hanya menganggukkan kepalanya mendengar perkataan Ga Eun, lalu kembali bekerja."Aera, antarkan pesanan ke meja nomor lima!"Tanpa menunggu lama, Aera membawa pesanan ke meja yang sudah ditentukan sesuai pesanan. Saat akan kembali, Aera bertabrakan dengan seorang anak laki-laki yang sangat tampan dan menggemaskan. Dia berjongkok menyejajarkan posisi dengan anak itu. Dia, anak yang kemarin dia temui!"Bisakah kau jangan berlari? Tempat ini tidak baik untuk berlari. Bagaimana jika kau tersandung kaki meja atau kursi? Kalau terjatuh, itu sangat sakit, Sayang." Suara Aera seperti hipnotis. Anak itu langsung menganggukkan kepalanya. Tanpa mereka sadari, ini adalah kali kedua mereka bertemu."Aku minta maaf. Aku kelaparan. Itu sebabnya, aku berlari dari toilet. Bibi, maafkan aku." Anak laki-laki yang di hadapan Aera menarik kedua telinganya."Baiklah. Lain kali, jangan diulangi ... oke?!" Aera mengusap kepala anak di depannya, entah mengapa perasaannya begitu dekat dengan anak itu. "Seung, kau di sini rupanya! Cepatlah kita makan. Setelah ini, kita akan menemui ayahmu." Seorang gadis cantik bertubuh langsing dengan rambut berwarna kemerahan menghampiri anak itu.Aera memperhatikan barang yang menempel di tubuhnya adalah limited edition sehingga Aera berpikir jika wanita itu merupakan ibunya. Oleh sebab itu, Aera bergegas meninggalkan Seung."Bibi, aku pergi dulu. Sampai ketemu lagi." Suara anak kecil yang tidak lain adalah Seung menghentikan langkahnya dan me