icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Menantu jadi pembantu

Bab 5 Perlawanan Sabira

Jumlah Kata:1200    |    Dirilis Pada: 31/03/2023

m," sapa Daffa s

am," jawab yan

da sepuluh potong, yang lain habis. Ini aja aku pelanggan terakhir di rum

apat apa-apa. Biar saja dia makan nasi putih saja. Kan bisa di cam

ak Della dan Delima. Atau kalau nggak gini aja deh, jatah kak D

tahku harus ada ya. Kalau nggak aku pulang n

ta, orang kampung mana pernah makan yang beginian. Paling di kampu

hah

hi Sabira enam bulan yang lalu ternyata ikut tertawa bersama keluarganya daripada memb

mengalah saja demi kelu

anjak dari tempat duduknya. Ingin rasanya dia menangis, namun dia

i memanggil Sabira, hingga

un itu menoleh ke sumber s

," titah papa Andri

pilih mana yang kamu suka. Kita bagi dua,"

apa-apa aku makan nasi puti

bil semuanya juga nggak apa-apa biar papa

ua orang di dalam rumah itu yang tidak menyukainya. Ada papa mertuanya yang membelan

il satu potong ayam goreng da

h, nak," pin

i kamar saja. Di sini banyak orang yang tidak suka denganku,"

ang ada di depannya. Dia melihat dua menantunya, serta cucu-cucunya. Kemudian

ira itu baru masuk di dalam keluarga kita. Tidak seharusnya kalian bersikap begini. Kalian bersikap seperti itu sama artinya kalian tidak menghargai papa. Papa di sini yang paling tua, tapi kalian tidak memandang papa. Papa malu punya anak dan menantu seperti kalian. Terut

mendengar ucapan yang

kam-" ujar Aruna, namun

ncian pada anak-anak kita untuk membenci Sabira. Mama juga mengajar D

uat nyali mereka menciut seketika. Semua terdiam t

, bukan malah ikut menghinanya. Suami istri itu ibarat pakaian, saling menutupi kekurangan masing-masing. Saling m

pa kan, Daffa,"

," jawab D

i. Suara yang cukup keras samar-samar Sabira mendengar dari dalam kama

yam goreng yang di kasih oleh papa Andri. Tak lupa lauk yang

ini. Papa Andri lebih manusiawi daripada mereka, termasuk su

ra makannya berkurang. Tapi kali ini Sabira mencoba berdamai de

sama orang di rumah ini. Aku takut ini m

K,

tunya." Daffa men

e tempat semula. Jangan sampai Daffa tau b

Sabira membukakan p

ka pintu," ketus Da

i makan, mas,

keluargaku sudah selesai

ku nggak mau,

rhaka sama suami," geram Daffa

urunkan nada suaranya, takut papa And

k, mas. Kamu nggak bisa mem

u, Sabira." tatapan mata elan

lain makan enak. Dan sekarang mas menyuruhku untuk cuci piring. Oh, nggak bisa, mas. Ini nggak adil untukku. Mengapa mas ngga

hitung-hitungan. Cepat cuci

paksa aku," ucap S

pergi, Daffa mencengkeram kua

u nggak suka," murka Daffa m

u diam selama satu bulan tinggal di sini. Lagipula aku ini istri kamu, mas. Status ku di rumah ini sama

," seru

emerah. Emosinya kali ini meningkat mendengar ucapa

ndak mendaratkan telapak tangan di pipi mulus istrinya. Member

seseorang menyemb

a menoleh ke belakang dan meli

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka