Menantu jadi pembantu
ucap Sabira
rsihkan diri. Setelah itu dia bergegas
mbersih-bersih rumah. Mulai dari menyapu, mengepel, hingga mencuci pakaian. Beruntung mencuci pakaian menggunakan mesin cuci, setidaknya t
da hentinya. Semua dia kerjakan send
erus," batin Sabira saat mencuci piring kotor y
menghabiskan makanan yang Sabira buat setiap pagi.
ta Sabira. Dua bulan dia berada di rumah me
abira tak kunjung hamil. Ucapan yang di lontarkan oleh keluarga suaminya itu se
batin Sabira menghapus kas
lami Sabira, tapi juga lelah hati dan
a dia punya harga diri. Semua wanita berhak bahagia dan tegas. J
harus bangkit. Aku harus tutup mulut mereka y
anjut memasak. Setelah selesai ma
an saya. Jangan santai-santai saja, kamu menumpang t
suara, dan menatap taja
apain. Kenapa nggak mama aja yang siram tana
a. Jika Aruna sudah berteriak, itu artinya perang dunia akan di mulai
ar suara Daffa memanggil Sabira. Gegas Sabira keluar ka
s," ucap
bukannya cepat datang, ini mal
emangnya mas yang nggak
an lauk. Aku mau makan malam sama keluargak
ngos pergi ke ruang tamu saat
-diam Sabira mengintip dari sisi dapur. Ternyata dugaannya benar, kakak dan adik Daffa berse
ngajak Sabira untuk ikut gabung. Padahal status Sabira a
u menarik nafas dalam
itaan aku," gumam Sabira menghapus kasar jej
eberapa piring dan membagi lauk pauk menjadi dua bagian. Sebagian di l
dan meminta hak untuk di akui di keluarga suami
ma. Makanan sudah siap semuanya." Aru
ng tertata rapi di atas meja hanya sedikit. Sudah pas
" ucap Aruna seraya mena
berempat saja. Aku, mas Daffa, ma
. Kau lihat orang banyak seperti
da orang sebanyak ini. Biasanya kan cuma ada empa
na. Nggak cukup makanan se
ma. Semua stok barang di kul
tanya Aruna
Ternyata benar, stok barang u
ana belanja di toko depan,"
," ucap Sabira men
ketus Aruna tak ingin me
g hasil kerja mas Daffa untuk aku. Mama pegang sendiri dan mama pakai sendiri. Wa
tidak bisa di artikan. Dia tak menyangka Sabira berani mengu
n nih. Padahal aku sudah lapar
ah lapar," sahut kepon
keluar cari makanan tambahan. Kamu beli saja lauk
dang Sabira tersenyum penuh kemenangan, ka
u baru ada di dalam keluarga ini, tapi aku juga punya harga diri. Setidaknya aku di
innya. Kali ini aku terpaksa mengalah karena wanita dari kampung ini. Da