icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Geger di Bhumi Manggala

Bab 8 Murid Nyai Kekayi

Jumlah Kata:1398    |    Dirilis Pada: 08/03/2023

harian sebagai petani. Maka di hari itu juga, setiap pagi mereka sudah berada di sawah dan ladangnya masing-masing. Sedangkan s

a, perasaan anak gadis Demang Mandura itu menjadi tak karuan rasa. Belum juga ia mengutarakan isi hatinya kepada pemuda bagai Dewa Kamajaya

ia sama sekali tidak memedulikan orang-orang yang menyapanya. Hanya

ri di depan pintu regol yang terbuka lebar. Dalam hati ia bertanya-

ni kepada diri sendiri, “sekarang dia berbal

andini lalu menyapa perempuan tua it

Karena pintu regolnya terbuka lebar,” ja

ang tua s

. Mengingatkan aku pada rumah orang

kalau nenek bukan orang desa ini, maupun sekitarnya.

ya seorang pejalan kaki yang

pikir mungkin perempuan tua ini seorang pengemis. “Te

, “Aku merasakan hati yang culas dan sikap yang angkuh dari sorot wajah gadis m

Gand

guk. “Namamu bagus. Tapi sayang,

ngan nasibku yang bu

dini. Ia malah meninggalkan gadis belasan tahun begitu s

memiliki kesempatan untuk memarahi perempuan tua itu. Sehingga

siapa. Aku ini anak seorang Demang yang memimpin sebuah Kademangan yang besar, bahkan mendiang kakekku adalah seorang senapati perang kerajaan. A

h dari padukuham induk, kini berpapasan dengan Ki S

ni adalah perempuan yang pernah ia jumpai bebera

kan kenapa ia sering melihat perempuan tua itu berkeliaran di sekitarnya. Namu

k menjadi anakmu. Tetapi kau malah ingin memperis

, perempuan tua ini hanyalah seorang tua bangka yang tidak memili

upun terangkat dan melay

l

elakang sembari memegangi pipinya yang terasa panas bercampur pedih. Ia tidak lagi memiliki keberanian untuk mengh

“Kenapa ketika aku memutuskan untuk kembali ke dunia ramai. Malah bertemu dengan orang-orang seperti ini. Apakah Bhumi

ana di rumah Ki Demang nampak sepi meskipun beberap

ru saja membaringkan tubuhnya di pembaringan. Tiba-tiba mendengar

Gandini yang langsung men

a muncul di dekat Gandini. Meskipun sosok itu

n muda. “Nyai. Sudah begitu lama Nyai tidak datang mengun

tul

uh Nyai sudah na

tu tersenyum dal

u. Tetapi, aku tidak bisa melakukannya sendir

isa saya la

imu. Supaya aku bisa leluasa melakukan s

a bagaima

au akan beristirahat. Sedangkan wujud

a, kelak Gandini akan memiliki sebuah kesaktian yang akan membuatnya menjadi seorang pilih

u idamkan selama ini, Gandini. Terutama untuk

kaget karenanya. Sehingga beberapa saat dia hanya termangu-mangu sambil menatap daun pintunya yang s

tu!!” seru seseora

k mengetuk pi

ang yang terdengar semakin tida

ut Gandini

ra turun dari pembaringannya dan mem

gajukan beberapa pertanyaan untuk puteri tun

”.jawab ten

a dengan seseorang.” suara Ki

ini. Bapak lihat saja sendiri. Pintu dan jendela tertutup rapat-rapat. Kalaupun

dak mau sampai kecolongan atas anak gadisnya itu. Pada saat itu, kehormatan seorang anak gadis adalah kehormatan bagi sebuah k

yang mencurigakan di dalam kamar anaknya itu. “Aneh. Tadi bapa

bapak saja, atau bapak yang salah mendengar mengira para penjaga yang mengobrol diluar terdeng

r larut malam.” ujar Ki Demang yang merasa bahwa apa

, p

nafas dalam-dalam. Kemudian ia kembali menutup pintu kamarnya itu. Sementara perem

arap Nyai juga menepa

. Aku pasti akan menepati janjiku padamu. Mulai sekarang, ang

an Sendang Karang itu. Belum pernah Nyai menyebutkan nama Nyai

eorang murid. Dan orang yang beruntung itu adalah dirimu, Gandin

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka