Abang Duda Kesayangan
al. " Dilara begitu heboh, menatap daddynya dan Radhika secara berga
makin meriah, kehadiran Dilara menambah warna dalam acara malam ini. Nyonya Thalia dan Tuan Reiner cukup
erjalan,dinginnya ngalahin kutub utara. " cerocosnya panjang leba
engannya, setelah perdebatan tak jelas Radhika mengalah. Pria itu meminta iz
ia itu menatap lekat wajah Dilara yang terlelap dalam mimpi indahnya. fokusnya kini tertuju pada benda kenyal berwarna pink alami, yang begitu menggodanya sejak tadi.
mandi, melakukan aktivitas paginya. Setelah berganti pakaian, dia mencari sosok sang duda idaman, melangkahkan
atas pahanya. Gadis itu langsung menempelkan bibirnya, Dilara memang sengaja melakukannya, Radhika terkejut dengan tingkah a
langit berubah mendung. "Ih kok Rara sih, nam
nama aku dan kamu
an senyum menggodanya. Hati gadis itu membuncah bahagia, mendapat perlakuan manis sang duda membuatnya terb
ajak Dilara deng
nya jika aku
kali ini, Radhika sebisa mungkin mencoba menahan tawanya. Pria
sang duda, Radhika hanya tertawa mendengarnya. Setelah dua kali putaran, mereka berhenti seje
e kantor! Dilara mendadak gugup, menatap sekelilingnya, lalu merapatkan tubuh mereka. Gadis itu langs
gadis itu tersengal, merasa malu menyembunyikan dirinya da
ka terkekeh, pria itu merangkulnya, membawanya pergi dari sana. Sepanjang jalan Radhika
pria berpakaian hitam. Marinka bernafas lega, gadis itu mengucapkan terimakasih pada kakak dari sahabat
jar Ethan santai menyebut adiknya sendiri, dasar kakak la
empatnya kencang. Sesekali melirik kearah Marinka dan kembali fokus ke depan. Marin
belikan Marinka pakaian, menyuruhnya berganti saat di mall tadi. Marinka merasa sangat le
orang tuaku. " keluh Marinka sambil menatap lurus ke depan. Ethan menole
hanya karena keadaan. " tegur Ethan dengan bijak. Eth
r
r
ra dengan seseorang lalu menutupny
itu kembali diam, entah apa yang tengah dia fikirkan sekarang. Tak lama dua p
? " tanya salah satu
atunya langsung mengajak Marinka kenalan, dia Arion. Ethan me
sambil tersenyum miring kearah Damian. Damian ta
on pergi dari sana. Damian menghela nafas berat, mengambil tempat di sisi Marinka. Keduany
ingin mende
han mengiyakan, pria itu memberikan ala
leh, wajahnya panik melihat gadis d
pa, ka
ghentikannya lalu membawa gadis itu ke pelukannya. Dam
elukannya. Marinka justru menangis dalam dekapan Damian, dia teringat ayahnya yang membela
hidup Marinka tertekan, apalagi semenjak ayahnya menikah lagi dan memiliki anak yang lain. Marinka mer
a. Damian semakin panik, melihat Marinka yang tak sadarkan diri. Pria itu