My Brother Sweet but Pscyho
lam kepala gadis itu, membuatnya semakin gemetaran memeluk diri di lantai dingin. Menyembunyikan wajah di lekukan lengannya yang bertumpu di a
ng meringkuk ini sampai helaan napas lolos dari celah bibir sebelum mengatakan, "waktunya makan siang, sw
. Apa kau ingin sakit? Ayo makan... Aku membuatkan
tanyanya. Bukannya pergi dan cukup meletakkan nampan di meja, pria bernama Carlo itu justru duduk di samping.
ini?" sindirnya. "Tunjukan waja
si gadis. Gadis yang selalu dia
mengelus surai madu gadis itu yang tergerai bebas, berusaha
rambut gadis ini lalu dengan kuat. Sehingga terpampang lah wajah muram yang tampak menyedihkan, di mana lingkaran
ana pun, gadis itu
yang akan memakanmu?" anc
ganya. "Aku ingin mendengar suar
endiri..." Menyerah
Aku senang mendengarnya. Suaramu satu-satunya yang terind
itu meraih nampan makanan di lantai, meny
tahan sebagai bentuk demo terhadap perlakuan Carlo
ancaman Carlo. Pria ini sangat berbahaya seperti ular berbisa. Seti
tak jemu-jemu oleh mata elang Carlo. Hingga berhenti di s
anannya tidak en
jukkan bahwa ia sudah tak ingin makan lagi. Napsu makannya sudah lenyap di suapa
Namun lidahnya kelu unt
uka melihatmu makan tidak sampai habis. Lihatlah
uat tubuhnya menyusut sep
ke luar," pinta Cecilia
sialan itu untuk membantumu kabur dari sini. Jangan bermimpi tentang dunia l
niaku, Carlo. Kau adalah kakakku." Singgungan yang cukup berani. T
menyuapinya. Memaksa. Tak pedul
, menjauh dari sendok yan
dak mendapatkan balasan hingga ketika menolehkan dagunya, sentakan tiba-tiba langsung membuan
ecilia jadi merasa bersalah, tapi... Mengingat bagaimana perlakuan Carlo ke
aaf pada pria ini! Cecilia suda
n makan?" kata Carlo, masih dengan nada yang
takut untuk melihat bagaimana ekspresi wajah Carlo sekarang. Lalu, dengan inisiatifnytu. Cecilia terlihat jorok dengan cara makan seperti orang tak beretika. Membuat Carlo memicin
m itu terasa menusuk hati Cecilia saat melihatnya. "Aku bilang berhenti! Apa kau tidak dengar?"
a pria itu memilih menjawab panggilan telepon alih-alih meneruskan kemarahan padanya. Cecilia
arlo. Deep voicenya sarat makna. Cecilia sud
upa mengunci pintu kamarnya dari luar. Me
itamnya kemudian melaju keluar melewati gerbang mansion. Inilah saat terbaik bagi Cecili
disembunyikannya dari balik baju. Mengotak-atik lubang kunci hin
lah pintu. Melihat situasi di dalam rumah. Ter
ag
ng luas dengan kaki telanjang. Hapal dengan denah mansion ini
gkahi pintu keluar dari sudut rumah. Ia pun b
*