My Brother Sweet but Pscyho
lia memanggil pria mud
adis itu. "Cecilia..." Ada banyak pertanyaan di mata Sean terhad
yah menyambutny
ami kejadian buruk itu. Aku turut berduka," ujar Sean. "Kuharap anda dapat menerima bunga ini d
datang ke sini di jam kerja. K
ku dengan Cecilia," lirik pria itu, dari ucapannya sedang mengkode sesuatu secara halus. Langsung direspon ibu Cecilia yang meng
Aku bertanya pada teman-temannya tapi tidak ada yang tahu, bahkan sem
ia te
arlo di sisinya tampak sangat tenang dengan wajah datarnya. Cecilia
ra
lurus dan jujur bahwa selama ini dia disekap Carlo tanpa boleh
aimana reaksi
buk mempersi
n dinyatakan lulus. Kita tinggal
udut matanya. Tertegun tiba-tiba ketika mendapati tat
di sini pada orang lain, ingatlah selalu bahwa hukumanku nyata. Jika diperlukan, aku bisa membunuh siapa saja yan
akan tega melakukan tindakan kriminal? Cecil
dengan benar?" tegur ayah kin
ya agar tidak salah pergaulan. Namun dia keras kepala dengan s
Cecilia. Sedangkan gadis itu terpengarah dengan mulut ter
lut pria itu bisa berbicara selues itu di hadapan semua orang. Mungkin tidak masalah jika
yah, tak mendengarkan sangkalan puterinya. Beliau sudah percaya betul pada Carlo. Ditam
a selama ini?" Sean me
memberikan tatapan tegang dan penuh makna pada Sean. Berha
Cecilia menunjukkan se
il. Bisakah kita bicara sebentar
enemani kami di sini," ujar ibu. Perkataannya seakan me
eminjam Cecilia sebentar," kata Sean, sikapnya sang
ri dari Carlo di sini. Toh karena Sean mengajaknya, maka dia har
ean terus mengamati punggung Cecilia hi
*
akit untuk saling berbicara. Mereka mengis
Cecilia memul
ia semakin para
ya. Tempat yang tidak diketahui keluargaku. Dia juga menyita pons
apa ren
terbebas dari kegilaannya. Dia harus m
terobsesi padaku. Dia sudah gila! Aku harus bagaimana, Sean? Semakin lama rasanya s
ng efektif," ujar Sea
ertanya.
kak posesifmu dengan menjadikanmu se
gan Carlo. Sejuah ini hanya Sean yang menjadi tempat curhat Cec
i tak bisa berkata-kata lagi
otak secemerlang itu, Sean
uk tetap berada di bawah pengawasan Carlo lagi. Terlebih ayah dan ibu sudah
senang jika melihatmu senan
itu," geram Cecilia, membayangkan kesehariannya selama terkurung di dalam kamar
u akan melakukan re
ampuan biasa. Kakakmu punya kuasa. Tapi aku harap bisa secepatnya m
njutkan pekerjaannya lagi sedangkan Cecilia kembali ke dalam rumah sakit. Tepat di depan pintu k
cul, memaku tubuh Cecilia jadi sebeku es. Carlo pun berkata. "Cu
luar dugaan, ia justru melihat sebua
nguping pembicaraa
*