Terpaksa Pelakor
ngar, serta hati yang masih mampu merasa jika suaminya masih setia menunggu. Namun, apa yang ia dengar saat ini cukup mengiri
, apa pun alasannya. Hatinya serasa sesak, hingga monitor detak jantung itu berbunyi lebih cepat. Levin panik, ia memeriksa dengan seksama.
yang perlu dikontrol malam ini," u
terlihat oleh Levin. Hal itu ia sibuk memeriksa sem
arakan?" bisik Levin, ia mengecup kening istrin
erarti. Sedangkan detak jantu
*
tubuh itu dengan tidak manusiawi, mengoyak setiap apa yang ia pertahankan. Sayangnya, w
Gudang kampus, tempat itu di mana pertama kali kehancuran bagi diri Asley terjadi. Ia terlalu t
t dalam balutan mimpi-mimpi buruk yang t
t seiring detak jantung yang kian kencang. Nafasnya tersenga
a
ing ini pun seolah memberi kesan tersendiri mana kala kedua mata yang basah i
ada dengan melipat kedua tangan sambil kaki berselo
wajahnya. Menatap lekat ke arah orang yang baru satu hari m
menyelimuti tubuh suaminya itu, terlihat Levin cukup menikmati hing
hanya akan menjadi alat kebutuhan atas dirimu. Kamu butuh anakku, b
*
lap dalam balutan selimut berbahan katun berisi dakron setia menghangatkan tubuhnya. Suasana mema
amar mandi dengan cermin berembun menghadap wajahnya yang terl
nya dengan tisyu yang tersedia. Inilah dirinya y
ya masih mau menerima ia dengan lapang dada? Asley terlalu takut jika kekasihnya itu mengetahu
eh berlama-lama
cukup membuat Asley terperanjat hi
aku kir
imu, kenapa panggilan itu
cukur dan menggunakannya meski sudah tidak ada lagi bulu
sedikit berbulu." Sial, Asley men
ian menaruh kembali alat cukur
menutup mulutnya denga
Levin mengusap rahangnya, menyingkirkan sisa air ya
Ia menyentuh lembut pundak Asley sebe
t ia menelan saliva karena hasrat kegilaan itu. Namun, entah kenapa. rasa takut tiba-tiba kembali mendera
ia lakukan untuk menghilangkan rasa ketakutan dari baya
alu rawan jika harus membuat
akit s
dari sudut bibirnya, ini selalu sedikitnya membuat ia lebih
ih ia kini lebih memilih berbaring di tempat tidu
ng mancung. Sorot mata tajam itu menoleh ke arah Asley, gadis itu gugup. Mend
dan meletakan ponsel itu ke atas nakas. Matanya lekat tertuju ke arah di
tersedia di atas nakas kemudian menyekanya. "Jangan seperti ini. Sangat tidak baik. Kamu
ok
suam
k .
'Mas' karena
as
pa
i untuk berbicara lebih banyak selain hanya menunduk sam
wajah dengan kasar. "Jangan lakukan ini lagi, ka
kkan. Ia kembali menunduk, bahkan saat ini lebih dalam
r, saya akan k
*