Terpaksa Pelakor
di kamar VIP
erpampang di depan mata. Perban di kepala gadis itu sudah terlepas, dengan rambut yang tak karuan. Bahkan
hidup?! Kenapa g
ga tak sanggup lagi menahan gadis yang
ngan seperti ini." Ibunya m
u mau mati ... A
perti ini, kamu masih punya Mama
s itu. Ia segera memasang kembali selang ke tangan Asley, hendak
ari menghabiskan dosis normal seperti pasien lainnya. Sedangkan sete
in melemparkan dua benda yang semula tergenggam di tanganny
ya ... ada saya, ada say
rnya ia tenang seiring dengan detakan jantung yang ia nikmati dalam dekapan dada
mbang pintu. Ini seperti kejadian masa lalu, di mana ketika Levin menyelamatkan Laura yang juga histeris
ok ...." Gadis itu b
in membingkai lemb
nya bngkam dengan air mata yang te
a yang terjadi?" Tetap
tertaut melilit ujung selimut
anggup lagi berdiri. Bahkan suaminya sudah tampak wajahnya kian me
jah wanita yang bahkan nyaris pi
-laki itu! Kenapa kamu gak pernah mau nurut?! Mama kira kamu seperti in
ras," pekik suaminya.
atap dengan nyalang hingga membuat Asley menggigil ketakutan d
tup mata d
s diperlakukan seperti ini? Dia tertekan, bahka
erusaha merebut Asley yang masih dalam dekapan Levin. "Siapa yang aka
is gadis itu. Hingga beberapa kalimat ibunya k
menunggu Laura sadar dari koma, Mama tak tega! Levin, Mama ser
yang tang
elain hanya deru nafas yang terdengar. Bahkan Anandita tampak m
lang kepahitan Anandita yang sempat i
*
i
ukan dalam hidupnya. Menikahi gadis korban ha
n hanya memeluk diri di atas sofa, sambil tak henti kedua mata itu menatap ke arah istrinya y
untuk menikahinya. Marahi aku, puk
ngan itu, kemudian muncul se
kukan," ujar suster itu sambil satu tangan memeluk rekam medis pasien. Ia mas
i saya ke sana." Akhir
kecil meski hanya sebuah gerakan jemari saja. Masih tetap sama. Laura masih setia dalam m
i wujud Laura yang masih terbaring dengan tenang. Hilang sudah, pandangannya k
n aku,
wajahnya sudah berubah menjadi lebih bengis dan menakutkan. Sedangkan Asle
yang tersedia di atas nampan seorang suster mengiringinya. Tanpa banyak bicara, ia tetap cekatan membuka perban yang mel
ya untuk sesaat. Ia menoleh, kemudian tersenyum s
k awal, seharusnya kamu
knya. Ini seharusnya tidak perlu dibahas di tempat umum, Levin sangat tahu bagaimana malu dan hancurnya perasaan gadis yang saat in
elakukannya, Ma,"
*