Terpaksa Pelakor
selamanya menunggu Laura sadar dari koma, Mama tak te
bil tersenyum menanggapi setiap cecaran it
seperti orang normal lainnya. Mau sampai kapan kamu
ita itu, baru kali ini ia melontarkan sebuah kalimat
rumah sakit." Tanpa menoleh lagi, ia segera meraih jasnya yang sejak tadi tersamp
tak dapat tergantikan dalam hati Levin.. Bahkan kecela
ng suami sekaligus dokter, tentu harusnya dapat
ebelum ia menunaikan tugas sebagai seorang dokter. Mata itu masi
hingga ia menghukum Levin sa
marinya menaut dan mengecup lembut sam
jadi teman kesunyiannya di ruangan itu. Tiga tahun sudah ia menung
ndorong troli berisi nampan yang memba
evin menyeka
ktunya ga
aya saj
u dan mempersilahkan
tugas malam pun, tetap harus dirinya yang
dicabut saja, karena sudah tidak memungkinkan bagi istrinya untuk hidup. Namun, Levin bersikukuh untuk tetap mempertahank
teramat indah yang ent
l kamar yang ditempati Laura. Sesaat levin menyelesaikan pekerjaannya dan merasa
dengan tergeletak seorang gadis di atasnya. Nampaknya ia baru saja dipindahkan ke ruang rawat.
asi jadi tidak bisa menangani pasien lebih lanjut.
ru saja masuk ke kamar di sebelah ruangan Laura diraw
ikl
asien dengan orang tua yang histeris itu berada. Seorang gadis dengan
tu. "Saya Levin yang sementara ini menggantikan Dokter Adam untuk menangani putri
ya tanpa menoleh dan masih fo
ok," jawab wanita itu s
utkan dahinya. "Jem
percobaan bunuh diri,"
tersedia di ruangan itu. Ia melihat sekilas jika istrinya mencubit si
a untuk menenangkan tanpa menunjukan ekspresi mengejek sedikitpun.
gan itu menuju ke kantin mengingat jika perutnya belum term
l tersenyum dan mereguk sereal sebagai sarapan pagi. Namun, mendengar ucapan men
t hi
an kata-kata itu terhadap istri yang sa
, erat sekali. Entahlah, rasa pahit pada kopi tanpa gula itu b
eh aku dudu
pi entah kenapa hingga usia yang hampir menginjak kepala tiga t
n kan?" jawab Levi
emang kesukaan gadis itu. Eneg sebenarnya jika harus turut mer
n sih musti makan bubur deng
gnya tak dapat merenggut hati si k
ang Anandita menyatakan perasaannya semenjak Levin belum bertemu dengan Laura. Namun, entah apa pula yang membuat ia tak mampu meneri
Hingga Anandita kembali memberanikan diri untuk
nandita melahap bubur yan
erti kemarin." Pandangan matanya melayang ke arah
rus kuat." Anandita tersenyum pahit
i kapan juga. Hukuman yang
ampai sekarang dia masi
rtahan un
t bibir bawahnya. "Apaan sih?' Tiba-tiba gadis itu menonjok
sorry No
ndengar julukan yang sungguh
an sih,
itu cocok
opi Pahit. Imp
*
gan dimana gadis tadi dirawat untuk memeriksa keadaannya saat ini. Wajahnya m
ah terjadi sesuatu di ruangan pasien itu. Pasalnya ini a
di kamar VIP
*