Menikahi Ceo
Mr Jack ragu, dengan badan sedikit menunduk
beriringan dengan pan
mau melihat restoran yang sudah lama a
a segera beranjak pergi, lama di tempat rapat membuat kepalanya terasa disiram air panas, lama-lama emosinya semakin meledak-ledak
. Apalagi saat Arga marah sudah seperti harimau ingin menerkam mangsanya. Mr Jack me
nta
seketika berdegup kencang. Bukan karena sedang jatuh cinta. Tapi takut jika tuanya itu akan iku
ucap terbata-
epalanya pelan, menatap ke arah Mr Jack. Yang s
" jawabnya s
Mr Jack. Dan berbisik pelan tepat di telinga ka
an tadi. Dan kerjakan d
senang. Kedua matanya melebar seketika. Lau mengedipkan matanya c
n?" tanya Mr J
nya kasar. Mr Jack seketika tertunduk kesekian kalinya. Kedu
f, t
nya, memasukan kedua tangannya ke dalam kantong celana. Kaki jenjangnya, dibalut dengan celana dan jas abu-abu yang pas dengan tubuhnya. Tubuh tegap dan atletis membuat semua wanita yang m
"Jack!" panggil Arga. Tanpa men
n!" jawab
kamu di lobi
n meninggalkannya. Mr Jack memberanikan diri mengangkat kepalanya lagi. Di
erkasanya. Selesai ambil berkas dia berlari kecil
-
dulu ke mobil yang sudah menunggunya tepat di depan kantor
ya. "Ini tuan berkasnya." Mr Jack menunduk, dia mengangkat kedua tangannya. Dengan tubuh tuanya itu terlihat gemetar takut. Saat mengulurkan sebuah berka
ar itu berkas yang dia inginkan. Ia mengangguk-anggukan kepalanya pelan. Tanpa membuka s
arang kamu handle semua yang ad
kahkan kakinya mundur ke belakang dua langkah. Dan Arga sudah
ntornya menuju sebuah restaurant
*
t tergesa-gesa, berjalan menyalip beberapa o
nafas berat keluar dari mulutnya. Melihat restoran tempat ia bekerja sudah di depan matanya, gadis itu segera berlari maraton, dan
terpejam sejenak. Ia mencoba mengatur nafasnya yang masih ngos-ngosan. Merasa sudah tenang, ia berjalan mengenda
menggema, membuat semua pegawai
ia bekerja. Mendengar suara mak lam
nafasnya dalam-dalam, berdiri tegak, lalu mengalihkan tas ya
pannya. Kedua matanya mulai mem
benarnya boss nya tertarik dengan wajah cantik Raisya, tapi ia ha
bir pelan. "Dasar! Kalau tidak tertarik de
ta itu menutup kedua telinganya. Dia mencoba menarik napasnya dalam
rus periksa ke tht
bagaikan disambar petir, mendengar teriakan keras boss
tahu jika dia salah sudah telat satu jam, dan kali ini pasti akan dapat hukuman untuk yang kesekian kalinya. Tapi masih mend
manajer muda yang cerewetnya minta amp
n mata memejam rapat-rapat. Ia menggigit bi
ni aku terselamatkan dar
itu menyipitkan matanya dengan kening mengkerut. Belum sem
k jika tuan Arga akan datang" ucap Sil
matanya sudah mau loncat dari matanya "Apa boss mau ke sini! Ki
irnya aku bebas juga!" kata Raysa lirih. Seketika Manajer Bagi
uan. Dan ingat jangan ada debu, atau noda lain sedikitpun, di lantai atau dinding toilet" p
kan tugasnya. Lagian kalau hanya bersih-be
r manajer ny
n tasnya kasar. Dengan tangan ke depan, akan mau m
enatap Raysa. Dengan kobaran api mulai membakar sekujur tubuhnya
di tambah lagi, kamu nan
n kelopak matanya, membuat pupil matanya semakin me
padahal ia sudah ada janji
an tambah lagi hukuman kamu"
ysa, sebagai isyarat agar dia t
dengan mimik bibir, ta
adaku? Enak saja memangnya dia berani