Takdir Cinta Untuk Bunga
gan selimut. Bunga mendengus kesal, Bunga tak ingin ambil pusing, diapun ikut masuk kedalam selimut itu. Suasa
dinginan?" Ta
ih kesal. "Memangnya kamu pikir tubuhku memiliki lemak yang cukup
bersedia member
ah gila!" Mak
ga, Rio semakin se
pria yang telah sah menikahimu, jadi apapun kebu
njadi isteri harus begini?' Hatinya terus saja bertanya-tanya. Dia teringat akan
iam? Bukankah uca
wab bung
emanis gula di toples. Rio benar-benar s
lembut, merasakan tangan Rio menyentuh pipinya, wajah Bunga memerah seketika, serta
lum tangan itu masuk rumah
ak tertarik denganmu, kenapa kamu perc
al
amuk di
hon
idak pe
tu s
harus mengirimmu kesuatu tempat
aha untuk tidak akan membantah. Apapun yang di perintahkan Rio kepada dirinya, dia akan menuruti, tapi itu sulit baginya.
eakan betah untuk tinggal di bumi,
... Kr
rtinya tadi malam ia benar-benar lupa untuk mematikan telpon genggam nya. Unt
-pagi begini! Apakah dia tidak tahu, ba
a raih juga ponsel yang berada di at
iku menganggu tidur lelap Anda." Sapa Be
ukankah kau tahu bahwa ini adalah hari pertamaku tidur deng
ulanginya lagi, tapi ini penting! Ayahmu
ada Ayahku?" Rio ba
mah sakit Tuan, dan Tu
ja alamat ru
k Tu
pun t
natap Bunga di sampingnya. Dan tentu saja wanita ya
rumah sakit sebentar. Jangan kemana-ma
gangguk pelan, Rio berdiri menuj
menit
akhir ini kesehatan sang Ayah tidaklah sepenuhnya stabil. Padahal berbagai macam obat dan terapi sudah di berikan dengan pelay
ku seorang diri?" Bunga masih mempe
udmu
Bunga menjawa
mu dalam keadaan kelaparan begini, Aku akan menelpon rese
makan dil
, pesanlah makanan sesuka hatimu, mereka semuapun tahu bahwa kamu adalah Nona dari
isteri mudanya itu dan meninggal
aham dengan penjelas
wab Bung
ah Aku
lan membuka pintu lalu meng
am kem
ari tadi perutnya sudah lapar sekali dia segera mencari restor
ngan posisi strategis, restoran itu memiliki desain unik, berjendelakan kaca, di luar
gigih. Bunga memandang kesekeliling restoran, masih sedikit pengunjung. Tanpa
i kehadiran nona muda Rio, pelayanpun buru-buru memberinya hormat dan menanyakan apa yang ingin di pesan Nona muda
k minuman dengan pipet di depannya. Tanpa perasaan ragu Bunga langsu
gal. Walaupun mungkin mereka telah berpisah untuk beberapa tahun lamanya
akanan yang sudah kami s
cil sebagai isyarat bahwa ia menerimanya dengan senang hati. R
, sarap
un menikmati hidangan yang tampak berjejer di meja, tanpa ada yang berbicara. Setelah beberap
gan lupa jaga kesehatan kamu
ku yang bilan
i dan Reza sudah bersiap
tangannya. Reza yang tadinya sudah
in kamu katakan?"
mereka. Siapa lagi jika bukan sang suami, lelaki dengan segala ketampanan s
hati. Rio hanya berdiri mematung sementara di s