Takdir Cinta Untuk Bunga
ara dari dalam mobil itu, kedua penumpang dan satu supir seolah terhanyut dalam lamunan mereka. Yang
kamit melafazkan sesuatu. Dia takut, takut akan kedinginan lelaki di sampingnya ini. Jika Rio benar-benar marah, ap
io
r sedikit bergetar. Lelaki berwajah khas yang memiliki segal
luruh pembicaraanku sejak
enatap dengan pandangan meneliti. Terlalu sulit. Sejak tadi dia hanya merasa seperti seog
mendengarnya?" R
hanya be
liki rasa penasaran pada pertanyaan ko
enatap ke arah jalanan.
!' Batin Bun
menahan emosi namun Bu
untuk misimu yang bod
a menegakkan
ga bertanya dengan
ang Kau
ar makian Rio, bagaimana mungkin mulut Rio tidak bisa berbicar
a untuk membantahku lagi. Akan kubelah dadamu, serta m
ama sekali tidak berperasaan, jauh dengan ketampanan yang dia miliki dan Ri
erus me
a untuk dirimu sendiri?" Bunga m
annya hingga habis. Tanpa
garuh sama sekali, dengan keringat yang tiba-tiba membasahi pelipisnya. Itu a
a kembali. "A
ngat men
at kemudikan mobil ini, melajulah ke tempat yang kosong Aku akan se
p Tu
nyum tipis, sambil menolehkan wajahnya ke
am. "Kamu serius? Ampuni aku, Aku berjanji tid
nepati janjimu?
lah dadaku, Aku mas
um sinis me
i, Aku akan seger
ku ketakutan Rio. Ayolah atau Aku akan berteria
jika ka
kannya. Tolooooong!"
terk
kau ini." Ujarny
uan itupun memberontak, berharap tangan
akan mendengarnya, lalu mengira Aku menculikmu,
ya naik turun. Sement
if. Bagaimana mungkin Aku akan serius membunuhmu
engancamku!" B
aca-kaca. Rio bisa meliha
menangis?" T
"Aku cuma bercanda Bunga, Aku tidak serius. Maafkan Aku." Jelas
jawab, diapun menangis
Jika begini terus Aku bisa grazy so grazy
m pelukannya. "Diamlah perempuan bodoh
n itu seketika tertawa dan
kencang dihadapanku! Apa kau juga mau Aku
sa geli, sejak tadi bibirku ini serasa di gelitiki.
it tenang berada didalam dekapan maut sang suami. Aih, tentu saja sejak
di katakan satu-satunya perempuan beruntung, karena bisa menikah dengan pria setampan dan sekaya Rio. Semua wanita sanga
ah Bunga. Benikno segera membukakan pintu un
telah mengantarku, se
a Tuan." Jawabn
s lalu menegakkan kepalanya dan masuk kembali ke dalam mobil. Benikno kemb
erinya untuk membawanya masuk. Na
o kita masuk
klah
at dingin, tidak ba
anya me
nya bercanda lagi pula Aku sudah memint
an di situ. Sehingga menimbulkan tanda tanya didalam benak Rio. Sejauh ini
n bergerak, baik
harus bertind
tnya tub
ukan Rio, lepaskan! Aku
n Rio untuk menurunkan Bunga begitu saja. Dengan jari je
G T
kurang ajar l
n kedua tangan nya. Rio tetap tidak memperdulikan nya,
Nona Bunga, apakah Nona sakit?
ingin bergaya romantis
enyum, menampakan giginya
ti didalam sinetr
ongin Bu
Non, bukannya itu san
g kepalanya melihat kela
n Rio. Jadi keinget masa muda dulu." Ucap