/0/20687/coverorgin.jpg?v=cd1175ed73971d72d14a9d65cc1c01ff&imageMogr2/format/webp)
Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari.
Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu hewani mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
“Slurrrpp… Gede banget kontolmu paah… ” Desah Anissa Rumina (22), seorang wanita mungil berpantat semok sembari mengoral penis suaminya yang berukuran ekstra besar, “Gak pernah bisa muat dimulutku pah…”
“SSSshhhh… Mulutmu memang paling nikmat mah…” Bisik Seto Maryadi (24) sambil terus memegang belakang kepala istrinya, berusaha memasukkan seluruh batang penisnya dalam-dalam.
“Gaaagg gaaagg gaaaaggg…” Suara yang keluar setiap kali penis besar Seto keluar masuk tenggorokan Anissa.
“Oooh enak banget tenggorokanmu mah…”
“Ssshhh… Entot aku sekarang yuk pah…” Pinta Anissa sambil meremas lembut batang penis suaminya. Sepertinya ia sudah tak mampu gelombang menahan birahinya.
“Hehehe… Sabar sayang…” Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat.
“Jembutmu Mah… Selalu bisa bikin aku sesak nafas…”
“Hihihi… Lebet banget ya Pah…”
“Habisan aku males nyukurnya sayang…”
“Hehehe gapapa mah… Lebet-lebet tapi enaaaakkk… Sluuurrrppp…”
Ohh… oooohh… Paaahh… Terus Ppaaah… Nniiiikmatnya jilatanmu sayang… Aaaahhhh….” Erang Anissa yang semakin merasa keenakan karena jilatan dan tusukan lidah suaminya. “Yuk Pahh… Eentttot aku sekarang…”
Seto lalu beranjak dari vagina istrinya, dan menempatkan penis besarnya dilubang kenikmatan Anissa.
“Iya pah… Cepet masukin… Entot istrimu Pah….” pinta Anissa tak sabar.
Namun Seto sepertinya ingin menggoda istrinya, melihat istrinya menggelijang-gelijang seperti cacing kepanasan, ia hanya tertawa kegirangan. Ia malah menggesek-gesekkan batang penisnya maju mundur ke lubang vagina istrinya. Membuat penis besarnya mengkilat karena lendir kenikmatan Anissa.
“Paaahhh… Kok malah main-main siiihhh… Ayooo sayang… Tusuk memek Mamah…” Raung Anissa sambil tak sabaran.
Karena Seto belum juga mau menusuk vaginanya, Anissa lalu bangun dari posisi tidurnya dan mendorong tubuh Seto hingga telentang. Dengan sigap ia lalu membuka pahanya lebar-lebar, meraih batang penis suaminya dan menempatkan kearah lubang vaginanya. Pelan tapi pasti, Anissa mulai menduduki batang penis itu dan memasukkan batang penis Seto ke lubang vaginanya. Sedikit demi sedikit ia menurunkan pinggulnya.
Walau sudah 2 tahun menikah dan hampir tiap hari Anissa melakukan seks dengan Seto, namun untuk hal penetrasi seks, vagina mungilnya masih saja merasa kesulitan untuk dapat menampung penis besar suaminya . Vaginanya terlihat penuh dan sesak.
Tak berapa lama, batang panjang milik seto penis itupun tertalan semua. Terlahap habis oleh vagina mungil Anissa. ” Ohh… Paaahh…. Dalem banget… !” Oceh Anissa mulai kesetanan, “Kontolmu berasa nembus mulut rahimku… ”
“Hehehe… Goyang Maahhh…”
Tanpa dipinta dua kali, Anissa segera menggerakkan pinggul semoknya naik turun.
“OOooohh… enak banget sayang…” Erang Anissa, “Tempikku terasa penuh bangeeeett…”
“Enaaak ya Maaahh… Terus sayaaanng….”
Bak penyanyi dangdut, Anissa menggoyang penis Seto dengan hebat. Tak puas bergerak naik turun, ia pun menggerakkannya maju-mundur dan berputar. Ia menggiling batang kenikmatan suaminya tanpa ampun. Tak mau kalah, Setopun meremas payudara Anissa dengan gemas sambil memainkan putingnya yang semakin keras.
“Paaahh… Aku mau keluar pah..” Erang Anissa sambil mempercepat gerakan pinggulnya.
“Cepet banget Mah…?”
“Ya kalo dientot ama kontol sebesar punyamu.. Aku pasti cepet keluarnya sayang… OOooohhh…. ” Jelas Anissa, “Isep tetekku sayang…”
Melihat istrinya akan mendapatkan orgasmenya, Seto lalu menuruti permintaan Anissa. Dalam posisi duduk ia lalu menjilati payudara istrinya.
“Paah.. paaahh.. Aku keluaaaarrrr…” Jerit Anissa histeris. Seolah seperti naik kuda, Anissa menghajar batang penis Seto keras-keras. Menghempas-hempaskan vaginanya kearah kemaluan suaminya, “Paaaahhh…. Enak baaaaaannngggeeeettttt…”
Saking enaknya, mata Anissa sampai terbalik, mulutnya menganga dan tubuhnya melengkung kebelakang. Sejenak, Seto mendiamkan Anissa. Ia membiarkan istrinya untuk menikmati kedutan enak di vaginanya.
“Hehehe… Enak banget ya Mah…” bisik Seto.
“Hiya Paaah… Nyut-nyutnya nyenengin…” Balas Anissa sambil tersenyum puas.
“Yuk lanjut sayang… “Ajak Seto. Tanpa melepas penisnya yang masih tertancap dalam vagina Anissa, ia lalu merebahkan istrinya.
“Kamu aja dl yang gerak ya pah… Aku capek… Hihihi…”
Melihat istrinya yang sudah siap kembali, Seto lalu mulai menggerakkan penisnya maju mundur.
“Sempitnya tempikmu maaah…. Wuuueeeenak banget sayang…” Desah Seto sambil mulai mempercepat sodokannya. Walau vagina Anissa baru saja orgasme dan mengeluarkan cairan kenikmatan yang licin, tetap saja penis Seto merasa kesulitan untuk keluar masuk dengan mudah. Vagina mungil Anissa benar-benar terasa menjepit.
“Kontolmu juga enak pah…” Balas Anissa, ” Sodok yang kenceng… Entotin tempikku sayang… Oooohhh ennaaakkk… ”
“Kata-katamu membuatku semakin nafsu sayang…” Puji Seto sambil mengecupi bibir Anissa, “Mirip pelacur murahan… Tapi aku suka..”
“Hihihi… Kamu suka ya sayang…” Goda Anissa, “Entotin aku Pah… Entotin pelacur binalmu ini…”
“Kamu memang nakal mah… Nakal banget…”
Dengan nafsu yang menggebu-gebu, Seto semakin mempercepat sodokan penisnya.
PLOK… PLOK… PLOK…
/0/15094/coverorgin.jpg?v=e47e40b3c69070a2e7c84429b1b2df6d&imageMogr2/format/webp)
/0/4751/coverorgin.jpg?v=6746a9a0e35bdd42d4cbb667e17a0cca&imageMogr2/format/webp)
/0/13325/coverorgin.jpg?v=f9db7bf1ec9f385bd90ee444f0e58803&imageMogr2/format/webp)
/0/2989/coverorgin.jpg?v=6ef8556d998b3f817a9480e23208b8fe&imageMogr2/format/webp)
/0/10233/coverorgin.jpg?v=cd233853460167106ac51c664dee3b77&imageMogr2/format/webp)
/0/2683/coverorgin.jpg?v=f0fb6ab5fe94a3265a6787f6af96ec4e&imageMogr2/format/webp)
/0/2069/coverorgin.jpg?v=69f7d7217a48454e0cba6e5f5bede189&imageMogr2/format/webp)
/0/9746/coverorgin.jpg?v=db34e59f7bbe3b65b95e24f5d6ed818f&imageMogr2/format/webp)
/0/13428/coverorgin.jpg?v=f5f1ee039192fbc2be110670d4476ba9&imageMogr2/format/webp)
/0/2562/coverorgin.jpg?v=1c0bc876cf31e2917d8e16ad7eb33bc5&imageMogr2/format/webp)