Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Terkuaklah semuanya
Tidak terasa sudah Lima Tahun usia pernikahan Adrian dan Asti tapi mereka belum di karuniai anak tapi itu tidak membuat mereka kekurangan namun Adrian tidak tahu bahwa Asti berselingkuh dengan sahabatnya Rangga.
Asti selalu pintar memainkan waktu saat bersama Adrian dan Rangga entah apa yang membuat Asti selingkuh pada Rangga.
Padahal apa yang tidak di perbuat oleh Adrian terhadapnya bahkan ia rela meninggalkan keluarganya demi Asti.
Hari itu dia cepat pulang dari biasanya dia tidak sabar melajukan mobilnya pulang untuk menemui istri tercintanya.
Dia parkirkan mobil di pelataran halaman rumahnya. Dia menelusuri setiap ruang rumahnya. Entah suara apa yang membuat dia berhenti betapa terkejutnya dia melihat pemandangan yang tak lazim.
Dia melihat dua insan yang sedang di mabuk kepayang itu sangat menikmati sehingga mereka tidak tahu akan kehadirannya di sana. Dengan geram Adrian menghempaskan daun pintu kamar tempat dua insan itu berlabu.
Asti dan Rangga seakan tersentak kaget dan langsung memakai baju yang berserakan di lantai kamar itu.
Baku hantam pun terjadi.
"Elu anggap apa gue Ga, ini istri gue Ga, " sergah Adrian memukuli Rangga.
"Nggak, ini semua salah luh!...Asti ingin Anak. Sementara elu itu ga mampu!" Tangkas Rangga.
"Ga, sudah dong Ga sekarang kamu pulang," Isak tangis Asti memisahkan mereka.
"Untuk apa pernikahan ini kita lanjutin lagi dan elu bukan temen gue lagi." Teriak Radit sambil menunjuk Rangga. Dia pergi keluar rumahnya dia menggas mobil dengan kecepatan penuh.
Sudah dua minggu berlalu Rangga bebas berjalan bersama dengan Asti walau dia tahu Asti masih istri sah Adrian.
Sementara Adrian hidupnya hampah tanpa canda tawa Asti lagi. Dia bekerja seperti biasa dan dia sudah mantab untuk berpisah dengan Asti dalam benaknya tidak mungkin lagi diteruskan karena ini menyangkut harga diri sebagai laki-laki.
Di sidang pertama Asti tampak mesrah menggandeng selingkuhannya sedangkan dia hanya sendiri tidak ada yang menemaninya. Minggu ke minggu mereka telah resmi berpisah
"Ini sudah saatnya aku bangkit dari keterpurukan." Ucapnya optimis.
Sekarang dia ingin memeriksakan kesehatannya dia yakin bahwa dia laki-laki yang berguna.
"Pak ini hasil labnya pak sebenarnya Bapak ini bisa sembuh kok pak asal Bapak mau hidup sehat tidak merokok dan jangan sering begadang pak," kata dokter yang menanganinya itu seraya tersenyum simpul.
."T..terima...kasih dok, " gugup Adrian bahagia mendengar ucapan dokter barusan.
Dia mengayunkan langkah kakinya menuju mobil yang berada di parkiran.
"Aku akan buktikan sama kamu Asti bahwa aku laki-laki sehat," Batinnya menolog sendiri.
Satu bulan kemudian dia kembali ke rumah sakit untuk memeriksakan kesehatannya lagi.
Di sisi lain Asti dan Rangga masih seperti biasa.
"Aura, jadi loh daftar jadi biarawatinya?" tanya salah seorang temannya.
"Jadi dong, aku akan setia pada pendirianku Naya," Ucap Aura lembut pada temannya.
"Berarti kamu ga boleh nikah dong, sementara gue mau nikah dan punya anak yang manis dan lucu-lucu," Ucap Naya mantab.
."Iya Ra, aku aja pengen nikah tapi cowoknya aja yang ga ada," kekeh Mira.
"Ya , gimana ini udah perjalananku mungkin," ujar Aura tersenyum simpul menanggapi ucapan sahabatnya itu.
"Aura, kamu tuh cantik, pinter thebest deh dari kita-kita," puji Naya.
"Gaklah, kita semua cantik dan pinter kok cuma tujuan kita lain aja" jawabnya tersenyum enggan.
Di rumah sakit Aura harus mengitu tes karena masuk ke biarawati itu harus benar-benar suci, pemeriksaan pun berlangsung selama Dua jaman.
Aura pun pulang ke rumahnya (di rumah sakit dia tidak tau apa yang dilakukan Dua Dokter koas yang menanganinya karena dokter yang menanganinya tidak masuk).
"Pak Adrian, ini semple sperma Bapak yang kemarin saya minta sudah di tes di lab Bapak sudah di nyatakan sehat pak," Ucap Dokter sambil menjabat tangan Adrian.
"Te_terimakasih banyak dok," serunya sumringah mendengar ucapan Dokter itu dia merasa bermimpi saja untuk ucapan dokter yang menyatakan bahwa dia sehat.
Sudah tiga minggu perasaan Aura tidak menentu dia pusing sepertinya kurang enak badan dia di suruh oleh romo pembimbingnya pulang untuk istirahat.
"Anak Ibu kok pulang gimana, kamu masih yakin untuk ikut tes itu Nak?" Tanya Ibunya sambil duduk di sampingnya
"Ya ...masih dong bu ini aku baru pulang dari sana, aku agak pusing tadi Bu," ucapnya manja pada Ibunya.
Sebenarnya keluarganya tidak menyetujui keinginannya karena dia anak perempuan satu-satunya.
Aura tiga bersaudara dia anak kedua, namun demi anak mereka mengiyakan keinginannya.
Tiba-tiba Aura mual dan muntah dan berlari kewastafel dekat kamar mandinya.
"kenapa kamu Nak, " Ucap Ibu Aura panik
"Gak tau de bu" Ucap Aura lemas.