Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Sang Pemuas
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Bab 1
Ya, saya dan laki-laki itu memang memiliki hubungan".
"Saya dengar laki-laki itu pengacara" tanya wartawan.
"Iya".
"Apakah hubungan kalian akan berlanjut ke jenjang pernikahan?" Tanya wartawan itu lagi, mengejar Jenar hingga ke mobil.
"Doakan saja" ucap Jenar santai.
"Bagaimana tanggapan mbak Jenar, memiliki kekasih bukan dari kalangan artis".
"Saya pikir, lebih menarik jika memiliki hubungan di luar kalangan artis, dan tidak buruk menurut saya. Dia lebih mengerti saya".
"Sudah dulu ya, lain kali kita sambung lagi" ucap Jenar.
Jenar lalu masuk kedalam mobil bersama bodyguard dan asisten pribadinya. Mobil itu berlalu meninggalkan awak media yang mewawancarainya.
Alan mengepalkan tangannya menahan geram. Alan tidak terima atas berita yang ia lihat, di salah satu acara infotainment. Infotainment itu sepertinya sengaja memanas-manasi hubungannya dengan Jenar. Alan memukul meja, menahan geram, ia tidak habis pikir Jenar mengatakan itu kepada media. Wajahnya terpampang jelas disana, Alan melempar tumpukkan dokumen kasus klien yang ia tangani, seketika dokumen itu berserakan di lantai.
Mendirikan firma hukum secara individual, bukanlah hal yang mudah, Alan butuh proses yang panjang hingga ia mendapatkan nama besarnya. Kantor hukum yang didirikannya memberikan layanan profesi bantuan hukum dan menerima jasa konsultasi hukum. Alan sudah banyak menangani berbagai kasus hukum, Hukum Private, Hukum Benda, Hukum Perdata, dan Hukum Publik, ia pernah menangani itu semua. Salah satunya menangani kasus Jenar. Dulu ia hanya sebagai penasehat hukum Jenar, tidak lebih, itu adalah sebagaian kecil perkara yang ia tangani, kasus Jenar, ia mempunyai bukti-bukti yang menguatkan itu bahwa Jenar adalah pihak yang di rugikan itu. Alan bersikap profesional sebagai pengacara Jenar. Tidak ada sedikitpun untuk berniat mendekati wanita itu. Sialnya, Jenar mengakui hubungan itu.
"Jenar !" ucap Alan menahan geram, ia mengepalkan tangannya hingga buku-buku jarinya memutih.
Alan meraih remote, dan ia lalu menekan tombol merah itu, otomatis Tv itu mati dengan sendirinya. Alan sudah tidak tahan lagi dengan berita itu, berita itu sudah jelas-jelas bahwa Jenar mengakui hubungan dirinya. Itu sama sekali tidak benar, ia sama sekali tidak memiliki perasaan apa-apa dengan Jenar. Reputasi dan citranya sebagai pengacara ternama di Indonesia sudah tercoreng hanya karena ada nama Jenar disana.
"Brengsek".
Alan tidak habis pikir, kenapa Jenar melakukan itu kepadanya, tepat di hari ia akan melaksanakan pernikahannya dengan Agni. Alan menegakkan tubuhnya, ia harus bertemu Jenar sekarang juga.
Suara ponsel Alan berdering, Alan merogoh ponselnya di balik saku jasnya. Alan menatap layar itu,
"Ayah Calling".
Alan lalu menggeser tombol hijau, ia meletakkan ponsel itu ditelinga kirinya.
"Iya ayah" ucap Alan.
"Alan, apa-apaan ini ! Dirumah kita ada beberapa wartawan, menanyakan prihal hubungan kamu dan Jenar. Ayah tidak tahu untuk menghadapi ini. Apakah benar kamu memiliki hubungan dengan Jenar?".