Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Gairah Liar Pembantu Lugu
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Sang Pemuas
Malam itu, rumah Reyna dan Damar terlihat tenang seperti biasanya. Reyna sedang sibuk di dapur, menyiapkan makan malam sederhana dengan sepenuh hati. Dia mencintai rutinitas ini-merawat suaminya, memastikan semuanya sempurna untuk Damar, pria yang telah ia nikahi lima tahun lalu.
Damar masuk ke rumah dengan langkah cepat, melemparkan tas kerjanya ke sofa, lalu melonggarkan dasinya. "Capek banget hari ini," keluhnya sambil menjatuhkan diri di kursi makan.
"Makanya, makan dulu biar energi balik," ujar Reyna dengan senyum hangat.
Damar hanya mengangguk, namun ada rasa bersalah yang tersembunyi di matanya-sesuatu yang Reyna tak pernah perhatikan karena terlalu percaya pada suaminya.
Di tempat lain, Livia sedang duduk di sofa apartemennya, menatap ponselnya. Sebuah pesan masuk.
Damar: Aku tidak bisa lama-lama. Reyna curiga kalau aku sering pulang terlambat.
Livia tersenyum tipis, mengetik balasan dengan cepat.
Livia: Santai, Damar. Aku tahu cara mengalihkan perhatian Reyna. Kita kan sudah sering melakukannya. Sampai jumpa nanti malam, sayang.
Damar: I'll see you soon.
Livia meletakkan ponselnya dan bangkit untuk mempersiapkan diri. Dia mengenakan gaun hitam ketat, memastikan riasannya sempurna. Dia tahu bagaimana membuat Damar tak bisa berpaling darinya.
Beberapa jam kemudian, Damar mengakhiri makan malam lebih cepat dari biasanya. Reyna sempat menatapnya dengan heran.
"Kok buru-buru, Mas? Aku kira kita mau nonton film bareng malam ini," tanya Reyna dengan nada lembut.
Damar menggaruk tengkuknya, berpura-pura canggung. "Maaf, Rey. Ada pekerjaan mendadak dari kantor. Aku harus keluar sebentar."