/0/17384/coverorgin.jpg?v=824555dd66945fa97551dd6fb5bd7e30&imageMogr2/format/webp)
Hari yang sudah lama Aletta tunggu akhirnya tiba. Ini adalah hari spesial, hari yang ikut menjadi saksi bagaimana terukirnya kenangan manis dalam hubungannya dan Aldo. Aletta menatap pantulan dirinya di cermin, tersenyum menatap dirinya sendiri yang terlihat sangat berseri-seri. Wajah yang cantik dengan riasan elegan membuat Aletta semakin memesona, hari ini Aletta akan menikah dengan Aldo sang kekasih. Membayangkannya saja Aletta sudah merasa bahagia.
"Aletta."
Lamunan Aletta seketika terbuyar saat merasakan sebuah tangan menyentuh bahunya dengan lembut. Dari pantulan cermin terlihat jelas Monica-ibunya sedang berdiri di belakangnya. Aletta tersenyum, dia memutar badannya menghadap sang ibu yang kini tersenyum padanya.
"Kamu terlihat bahagia sekali, Aletta."
Aletta hanya terkekeh menanggapinya, kemudian dia memeluk ibunya dengan sayang. "Aku sayang banget sama bunda."
"Bunda juga sayang sama kamu." Monica membelai lembut pucuk kepala Aletta.
"Ayo kita turun, semuanya sudah menunggu kamu," ucap Monica mengajak Aletta untuk turun.
Aletta pun menganggukkan kepalanya, sekali lagi dia menatap dirinya di cermin. Senyuman lebar terukir sempurna di wajah Aletta, balutan make up dengan gaun putih mewah melekat sempurna ditubuhnya. Dia sudah seperti bidadari yang baru turun dari surga.
Saat keduanya hendak turun ke aula acara, tiba tiba saja kedua orang tua Aldo masuk ke kamar. Aletta mengerutkan kening ketika melihat raut muka calon mertuannya, bukan senyum kebahagiaan yang mereka tampakkan. Melainkan terlihat seperti seseorang yang sedang cemas. Sontak Aletta langsung berdiri menghampiri Hendrik dan Ayundia, disusul Monica dari belakang.
"Tante, om. Ada apa? Kenapa raut muka kalian terlihat gelisah?" tanya Aletta to the poin.
Mata Ayundia mulai berkaca-kaca, tangannya membelai lembut pucuk kepala Aletta dengan sayang. Dia menghela napasnya dalam, sebelum membuka suaranya. "Aletta, Aldo belum dateng," ucapnya menatap kedua manik mata Aletta lekat.
Aletta semakin mengrenyitkan keningnya, dia tidak mengerti dengan maksud perkataan Ayundia. "Apa maksud, tante? Pasti Aldo sebentar lagi datang, kita tunggu saja ya," sahut Aletta sambil tersenyum simpul.
"Kita tidak tau Aldo akan datang atau tidak." Tiba tiba saja Hendrik membuka suaranya.
"Maksudnya apa?" timpal Monica.
"Aldo menghilang, tidak ada kabar, bahkan semuannya sudah mencari tapi tetap saja tidak ditemukan," sahut Adnan yang tiba tiba muncul dari ambang pintu.
Aletta mematung ditempatnya, perlahan cairan bening dimatanya turun tanpa izin. Dadanya terasa sesak seperti terhimpit ribuan besi, Aletta menggelengkan kepalanya. Dia tidak bisa mempercayai perkataan ayahnya begitu saja, Aletta berlari menuju meja rias untuk mengambil benda pipih disana. Tangannya sibuk mencari nomor Aldo dan menghubunginnya, berulang kali dia menelpon Aldo tetapi sama saja tidak ada jawaban.
Aletta membanting ponsel di tangannya, rasa kesal, kecewa dan sedih bercampur menjadi satu. "Aldo kamu kemana?" gumam Aletta dengan bahu bergetar.
"Aletta." Monica menghampiri sang anak dan memeluknya dengan erat.
Aletta mendongak menatap Monica, matanya sudah sembab dan hidungnya merah karena menangis. "Bunda, apa pernikahanku akan batal?" Dengan isakan tangisnya Aletta bertanya.
"Tidak sa-"
"Pernikahan harus di lanjutkan," potong Hendrik menyela perkataan Monica.
Semua orang yang ada disana serempak menatap Hendrik, terutama Aletta yang tampak bingung dengan jawaban Hendrik. Dia menghapus air matannya kasar, hatinnya sudah seperti dipermainkan disini.
"Maksudnya apa? Aldo tidak ada kabar dan itu artinya pernikahannya batal kan?"
/0/2373/coverorgin.jpg?v=77222678e531f4f5be2b9e91b0f4f681&imageMogr2/format/webp)
/0/6521/coverorgin.jpg?v=0dc886fcefd9b9ebecbf37d72dfccdf5&imageMogr2/format/webp)
/0/16699/coverorgin.jpg?v=20240229140047&imageMogr2/format/webp)
/0/17375/coverorgin.jpg?v=f5494a05a3dc42a3314fa0f160ba5c1f&imageMogr2/format/webp)
/0/10836/coverorgin.jpg?v=20250123144627&imageMogr2/format/webp)
/0/5579/coverorgin.jpg?v=8451cc3231d03f5ae1bfcd5aa5500814&imageMogr2/format/webp)
/0/10104/coverorgin.jpg?v=8e3d277fbf390d46b876f25adf010ff8&imageMogr2/format/webp)
/0/17107/coverorgin.jpg?v=71acc20171e6e29bdd625a25bc2f3358&imageMogr2/format/webp)
/0/19703/coverorgin.jpg?v=86ab5b943739c7e60385623ce1999541&imageMogr2/format/webp)
/0/13672/coverorgin.jpg?v=727d866839f9b4188741514c56e47234&imageMogr2/format/webp)
/0/17449/coverorgin.jpg?v=20240813115420&imageMogr2/format/webp)
/0/14242/coverorgin.jpg?v=eedeedc41d4316c2c6d2b0e132e82cab&imageMogr2/format/webp)
/0/16256/coverorgin.jpg?v=20240306094630&imageMogr2/format/webp)
/0/2835/coverorgin.jpg?v=ea3d2ff0da40461c0eb2af5a427bcc1c&imageMogr2/format/webp)
/0/21477/coverorgin.jpg?v=bc6b5d7aebe315dec6dbf2fe414b2fc7&imageMogr2/format/webp)
/0/16588/coverorgin.jpg?v=20240606130043&imageMogr2/format/webp)
/0/3060/coverorgin.jpg?v=458da5b2f6c1147e9671b1eb41646839&imageMogr2/format/webp)
/0/3559/coverorgin.jpg?v=fade5880017b767ed715269b95a64993&imageMogr2/format/webp)