/0/29114/coverorgin.jpg?v=8ef50e2564eedbd7adab40a8459a0b58&imageMogr2/format/webp)
“Gak bisa, Leo! Kamu gak bisa memutuskan ini secara sepihak! Apa kamu lupa? Kita sudah pacaran lama. Masa kamu tega ninggalin aku?!”
Danu membelalak terkejut. Kutahu keputusan ini pasti akan berat baginya. Tetapi ini adalah pilihanku, aku pun mengangguk. Danu menggeleng.
“Enggak, Leo! Kamu jangan bercanda. Ini sama sekali gak lucu.”
“Aku gak bercanda, aku mau bertaubat” tukasku segera.
“Hah? Bertaubat? Bertaubat dari apa? Maksud kamu apa?”
Danu mendengus dengan nada menghina. Tetapi aku tahu dia kecewa. Namun sekali lagi, ini sudah menjadi pilihanku. Perlahan kuberi ia pengertian.
“Danu, aku gak bisa begini terus. Usiaku sekarang sudah hampir tua. Aku harus menikah. Aku ingin punya anak.”
Danu seketika gusar.
“Hah? Bisa apa kamu? Kamu ‘kan gak selera sama perempuan, ‘kok sekarang malah sok-sokan mau nikahin perempuan! Bukannya kita udah janji akan terus bersama sampai mati?”
“Enggak. Itu salah, Danu. Itu sebuah kesalahan. Pokoknya aku mau kita putus. Aku mau berubah, aku mau hijrah!”
“Hijrah?! Haha!”
Danu tertawa dengan nada mencemooh.
“S*alan!”
Danu mengumpat dan…
BRRAAAAK!!
“B*ngsaaaaat!”
Dia meninju loker di belakangku hingga nyaris mengenai kepalaku.
“Leoo!”
Danu berteriak. Urat di keningnya mengencang, dan aku tahu bagaimana perangai Danu saat marah.
“Langkahi dulu mayat gue! Kalo gue kalah, oke kita putus. Tapi kalo gue yang menang, gue gak akan biarin lu jadi milik orang lain!"
Dia mengancam. Sebagai lelaki, kami sama-sama penyuka seni bela diri. Dan level ilmu karate Danu lebih tinggi dariku. Dia termasuk senior.Tubuhnya juga lebih besar dan kekar. Selain senior, wajah Danu juga sangat tampan. Banyak perempuan menyukainya. Namun tidak semua orang tahu rahasia Danu. Danu sangat mencintaiku. Dan dalam urusan ranjang, Danu lemah seperti wanita, sehingga aku lah yang selalu berperan menjadi laki-lakinya.
“Elo denger gue, gak?! Kita keluar sekarang! Mumpung orang-orang udah pada pulang! Di dojo ini, kita harus duel sampe mati!”
Danu menatap bengis. Seutas ban hitam melingkar di pinggangnya. Namun, demi harga diri dan pertaubatanku, nekat kuterima tantangannya. Kuikuti dia hingga ke tengah ruangan latihan. Lalu di atas lapisan matras ini, kami telah siap, kami berdiri berhadap-hadapan. Tatapan Danu sangat tajam. Lalu ia membungkuk terlebih dulu. Namun, sebelum aku balas membungkuk, ia tiba-tiba menghambur ke arahku secepat kilat. Sebelah kakinya menebas.
“Hyaaah!”
Aku lekas menghindar, nyaris terkena serangannya. Kemudian kali ini kepalan tangannya yang maju, buru-buru kutangkis dengan tanganku.
“Hyaah!”
Arah datangnya serangan Danu tak dapat bisa ditebak. Kedua kakinya melompat-lompat sangat lincah. Tetapi aku tidak tinggal diam. Kucoba maju membuat serangan balik.
“Hyaaaah!”
Kujejakkan kakiku sekokoh mungkin, tetapi Danu berhasil menahannya.
“Hah? Tendangan apa ini?"
Danu meringis keji.
“Sayang, mending nyerah aja, deh. Lu gak bisa ngalahin gue!”
"Aarrgh!"
Aku mengerang. Dia menarik kakiku kuat-kuat. Tulangku rasanya mau patah. Lalu..
“Hyaah!”
Danu tiba-tiba memukul titik vital pada lututku. Rasanya bukan main sangat ngilu. Aku lagi-lagi mengerang. Tubuhku pun ambruk.
“Hahaha!"
Danu berjalan mengitari diriku sambil tertawa. Sementara aku hanya bisa meringkuk.
“Lu itu kenapa, sih? Bisa-bisanya minta putus? Jangan ngaco, deh!"
/0/9032/coverorgin.jpg?v=af82c028e05a3d631f95c27baef6fff6&imageMogr2/format/webp)
/0/3822/coverorgin.jpg?v=5116589108a57a18ef2dd8e2017914b3&imageMogr2/format/webp)
/0/3863/coverorgin.jpg?v=dd541e9306aeca030ade281c09d46f41&imageMogr2/format/webp)
/0/23840/coverorgin.jpg?v=62ff247ea06d0a120068ce0aca9caff2&imageMogr2/format/webp)
/0/7208/coverorgin.jpg?v=bf11b7cb5f27d34aa8eab7f20c7735ac&imageMogr2/format/webp)
/0/16982/coverorgin.jpg?v=6618733b14796c2fef1e9c4cb40ad6fe&imageMogr2/format/webp)
/0/2688/coverorgin.jpg?v=1ab12dca281f711783f15f8596fab2fb&imageMogr2/format/webp)
/0/18405/coverorgin.jpg?v=eba93979e9cd1f3b9657cb9be96177fa&imageMogr2/format/webp)
/0/19430/coverorgin.jpg?v=3bb9ee9327cc3ca3fceda12011ae3123&imageMogr2/format/webp)
/0/5427/coverorgin.jpg?v=5c98c390153178972cc76f6842603e36&imageMogr2/format/webp)
/0/28740/coverorgin.jpg?v=40455ec149f7d27e2a2428973465f2bc&imageMogr2/format/webp)
/0/23096/coverorgin.jpg?v=1839ff21b00af1808f1d2cf892e508f6&imageMogr2/format/webp)
/0/26812/coverorgin.jpg?v=b70aedd283d1498e21fd556e90f4c3c9&imageMogr2/format/webp)
/0/28864/coverorgin.jpg?v=ea2dee007ad4e0ae33ded56bdb1cfb1d&imageMogr2/format/webp)
/0/29395/coverorgin.jpg?v=dcfb7aaab60b671da9ef4d6eecb60e1f&imageMogr2/format/webp)
/0/16363/coverorgin.jpg?v=fc2287daa4fb56ce42b3af69b4cc5a3e&imageMogr2/format/webp)
/0/5784/coverorgin.jpg?v=a20ebc9444f170047b3978209633f377&imageMogr2/format/webp)
/0/8921/coverorgin.jpg?v=5cba415e3c587aa8ff540adb1816def4&imageMogr2/format/webp)
/0/7522/coverorgin.jpg?v=15f26fb9b6806d194cc3321edb582de3&imageMogr2/format/webp)