Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Gairah Liar Pembantu Lugu
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Sang Pemuas
Gairah Sang Majikan
"Vio.. apa yang kamu lakukan? Mereka adalah orang tuamu sendiri, kenapa kau tega membunuh mereka seperti itu!" Teriakan itu terlontar dari mulut seorang pria paruh baya di dekatnya.
"Cih! Orang tua seperti apa mereka, mereka hanya memberikanku kesulitan dan cacian dari semua orang karena ulah mereka, sekarang akan aku buktikan jika aku tidaklah sama seperti yang mereka kira!" Ucap Violeta seorang gadis berusia 18 tahun yang telah berani membunuh kedua orang tuanya secara brutal.
Kejadian itu terjadi sekitar 10 tahun yang lalu, dimana seorang gadis kecil telah berani menghabisi nyawa kedua orang tuanya dengan cara yang tragis. Ia menghabisi nyawa kedua orang tuanya sebab ia tidak ingin mendapatkan perilaku buruk dari masyarakat.
Mengapa ia mendapat perilaku buruk dari maayarakat? Ya itu semua bermula dari kedua orang tuanya. Sang ibu yang bernama Venny Janeta seorang perempuan yang bekerja di klub malam ia menghabiskan hari-harinya dengan cara bersenang-senang dengan pria yang berbeda-beda setiap harinya. Sedangkan sang ayah yang bernama Jonathan seorang pecandu narkoba dan pengedarnya ia telah berulang-ulang kali keluar masuk dari penjara namun tidak membuatnya jera dan berubah.
Dan mereka berdua memiliki seorang putri cantik Violeta Lorenza gadis kecil yang sangat ingin disayangi oleh kedua orang tuanya, seorang anak yang harus menanggung beban akibat ulah dari orang tuanya sendiri. Sehingga tumbuhlah rasa dendam dari dalam dirinya karena ia sudah sangat muak dengan tingkah kedua orang tuanya yang semakin hari semakin menjadi sangat parah.
Bukan hanya mendapat perilaku buruk dari masyarakat saja, ia juga sering mendapatkan siksaan dari Venny. Venny selalu melontarkan kata kasar bahkan sering memukulinya hingga mengeluarkan darah. Bertahun-tahun Violeta si gadis malang mengalami hal menyedihkan itu, sehingga pada akhirnya ia bosan dan memilih untuk membunuh kedua orang tuanya di saat usianya menginjak 18 tahun.
****
Hari senin tepatnya pukul 12:00 Violeta gadis cantik sedang menuju pulang kerumahnya. Ia baru saja menyelesaikan pelajaran nya hari ini disekolah. Seperti biasa setiap ia pulang sekolah di perjalanan pulang ia selalu dihadang oleh sekumpulan siswa dan siswi yang sangat membenci dirinya, mereka sangat suka mengganggu Violeta bahkan mereka sering kali melukai fisik gadis yang malang ini.
"Anak pelacur, gak seharusnya sekolah dan tinggal di sekitar masyarakat yang berpendidikan dan bermoral seperti kita. Seharusnya kau itu tinggal di hutan dan menyendiri bersama para hewan disana hahhaha!" Seorang gadis dengan berlidah tajam secara sengaja melontarkan perkataan yang begitu menyakitkan bagi Violeta.
Ia juga mendorong Violeta hingga terjatuh dan membuatnya terluka. Bukan hanya itu teman-teman dari gadis itu pun ikut serta untuk menyakiti Violeta. Vio hanya bisa menangis sebab ia tidak bisa melawan karena takut.
"Dasar BITCH! Lo tuli atau gimana sih? Lo sebaiknya pergi sebelum gue semakin ngelakuin hal lain terhadap lo!"
Gadis itu menarik rambut Violeta dengan kasar kemudian menghempaskan nya begitu saja ke lantai. Bukan hanya itu, mereka pun menuangkan air ketubuhnya dan meludahinya bagaikan sampah yang begitu menjijikan bagi mereka.
"Mampus! Ayo girls kita pergi, setidaknya kali ini kita berikan dia ampun. Sudah waktunya masuk kelas dan tinggalkan sampah yang menjijikan ini." Hardiknya kemudian rombongan gadis-gadis tersebut meninggalkanya sendiri dengan keadaan basah kuyup dan kotor.
Violeta hanya bisa menahan rasa sakit yang ia alami setiap harinya, dan ini bukan lah pertama kalinya ia mendapatkan perilaku buruk seperti ini. Hanya saja dia tidak bisa untuk selalu menahannya seperti ini.
Ia pun bangun dan segera merapikan tubuhnya yang pakaiannya basah dan acak-acakan tersebut. Hari ini ia sudah tidak memiliki mod yang baik untuk melanjutkan sekolahnya, ia pun memutuskan kembali pulang dan meminta izin pada sekolah dengan alasan ia sedang tidak enak badan.
Di perjalanan pulang, ia menjadi pusat perhatian setiap orang yang lalu lalang melintasinya. Sebab pakaian yang ia kenakan basah dan itu menampakan pakaian dalam yang ia kenakan, baju sekolahnya berwarna putih tentu saja itu transparan ketika ia basah. Ia pun berusaha menutupinya dengan tasnya, ia semakin mempercepat langkahnya berharap ia bisa sampai dirumah dengan cepat. Karena saat ini kondisinya benar-benar sangat tidak nyaman untuk dirinya.
Sesampainya dirumah juga ia di hadiahkan pemandangan yang tidak biasa, orang tuanya bertengkar lagi dan semua barang-barang yang ada di dalam rumah ikut terlempar kemana saja. Bahkan kata-kata yang tidak pantas pun menggema dengan keras di dalam rumah itu. Baginya dimana pun ia melangkah hanya ada pemandangan yang seperti ini yang ia lihat.
"Jo kau hanya bisa menghabiskan uangmu dengan judi dan obat-obatan yang tidak berguna itu. Kau pikir aku mencari uang hanya untuk kau habiskan begitu saja!" Ucap Venny ibu dari Violeta dengan keras sembari menunjuk ke arah wajah Jonathan.
Plakkk! Tamparan mendarat dipipi Venny dengan sangat keras.
"Wanita SIALAN! Tugas kau hanya mencari uang, kau tidak ada hak untuk mengatur hal apa yang akan aku lakukan. Bukankah kau suka bergonta ganti pria maka sekarang salurkan hobimu itu untuk menghasilkan banyak uang untukku!" Ucap Jonathan dengan emosi yang memuncak.