Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Sang Pemuas
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Di sebuah ruangan besar yang berdinding kaca, seorang gadis berpenampilan tomboi berdiri menatap sekeliling dengan tatapan mata yang sulit ditebak. Seorang pria tampan memasuki ruangan dan nampak menghampirinya.
"Apa ada masalah.?" tatapan tajam mematikan milik sang gadis tertuju pada pria itu.
"Nona Zha, Mr. Espargaro mempunyai masalah. Beliau ingin kau membantunya." pria itu menaruh sebuah foto dan amplop coklat di atas meja kaca yang tepat di samping sang gadis. Tangan bersarung hitam itu langsung menyambar foto dan amplop tersebut.
Senyum miring yang tak mampu diartikan oleh siapapun itu tertarik disudut bibirnya.
"Kalian tau peraturan main ku.?" meremas foto seorang warga asing yang langsung terekam di otak nya itu.
"Tentu."
"Baiklah, lulus atau tidak keinginan bos mu, uang ini tetap menjadi milikku." Gadis yang tak lain bernama Zha itu melangkahkan kakinya meninggalkan Pria tampan yang tak mampu bersuara lagi. Aura ke misteriusnya Zha dan senyum miring miliknya mampu membuat bulu kudu Pria tampan yang mempunyai nama Ed itu berdiri.
Matanya terus menatap derap langkah Gadis pecinta Asap itu sampai menghilang dibalik pintu yang juga terbuat dari kaca itu.
Sampai di luar sana, tiba tiba saja.
Sling..... Tap.!!!!
Desing peluru secepat kilat melesat namun terelakkan dengan indah oleh Zha, dengan keterampilan yang menawan tangan lembut nya begitu cepat dan tepat menangkap nya.
"Perbuatan tidak berguna!" gerutu lirihnya sambil meremas timah panas ditangannya itu membuat sang sopir menelan ludah kasar. Namun tangan gemetaran sang sopir masih mampu membukakan pintu untuk Nonanya.
Dengan duduk bersandar di jok belakang lalu muka yang di miringkan ke kiri, Zha sengaja seperti ingin mengetahui sesuatu yang mencoba bermain dengannya tadi.
"Nona Zha mencurigai sesuatu.?" tanya Elang, sang sopir setianya.
"Manusia pengecut, hanya sampah masyarakat. Apa kau takut.?"
"Yang membuat aku gemetar bukan peluru itu, tapi kelihaian Nona dalam menangani timah panas tadi. Apa Nona wanita setengah Dewi..?" Elang sempat melirik wajah Zha yang tetap saja datar tanpa ekspresi itu.
"Wanita setengah iblis...Mungkin.!"
"Hahaha... Kau benar Nona, Jika sang Dewi kau tidak mungkin terlibat dengan kami." Elang terkekeh sesaat sebelum akhirnya harus merasakan bogem mentah milik Zha yang mendarat bebas di kepalanya.
"Jalan! Kau mau mati di sini??"
Elang langsung menginjak pedal gasnya ketika melirik sang wanita iblisnya sudah menarik ketapel kematiannya.
"Belok kanan. Masuk taman di depan itu."
Elang menurut saja. " Tepi kan mobil mu dalam lima langkah ke depan."
Wuushhh...!!!! Zha melepaskan sesuatu dari ketapel miliknya ke arah salah satu kerumunan orang yang sedang bersantai di taman.
Tanpa aba aba Elang kembali menginjak pedal gasnya setelah Zha menutup kembali kaca mobil yang sempat di bukanya tadi.
"Bagaimana nasib nya.?" suara Elang memecah kesunyian.
"Kau bisa melayatnya jika kau mau..!"
"Huh, sudah ku duga sebelumnya." Elang terdengar mendengus.
Begitu hal yang sering terjadi ketika Zha melakukan pertemuan penting dengan seseorang. Entah sengaja atau tidak pasti ada saja lawan yang tak mau menampakkan wujudnya. Sekedar hanya ingin menguji kehebatannya atau sengaja ingin menghabisinya. Hanya mereka dan Tuhan lah yang tau. Padahal mereka sudah yakin jika hanya akan mengantar nyawa mereka sia sia, karena yang pastinya jarum beracun milik Zha tidak akan pernah meleset sedikit pun.
Zha nampak membuka jaket kulit berwarna hitam yang ia kenakan itu, menggantinya dengan hoody hitam miliknya. Membuat Elang sempat melirik leher mulus bagian bawah Zha dari kaca kecil di depannya.
"Jaga matamu atau aku akan mencongkel nya!" ucap Zha sesaat setelah menepuk tengkuk Elang dengan kasar.
"Maaf, aku tidak sengaja. Sungguh!" Elang segera menundukkan wajahnya.