/0/19269/coverorgin.jpg?v=f324e0a554ff64f17e8a3749d4a97c1e&imageMogr2/format/webp)
"Sa ... aku menyerah bertahan. Bukan aku tidak cinta padamu sebagai suamiku, tapi ...." Amelia tidak bisa melanjutkan kalimatnya karena dadanya sangat sesak.
Amelia Putri wanita berusia tiga puluh empat tahun dengan wajah cantik, tubuh bak model ternama, rambut lurus sebahu, mata yang indah menghiasi wajahnya, kini menyerah dengan pernikahannya. Pernikahannya bersama Arsa--sang suami sudah diujung tanduk. Arsa dan Amelia adalah teman seangkatan saat SMA. Benih-benih cinta mereka tumbuh saat akhir jelang ujian nasional kala itu.
Lebih tepatnya hubungan itu tumbuh saat Amelia bersitegang dengan adik kelasnya --Nirina Anjani. Mereka berpacaran selama enam tahun dan memutuskan untuk menikah. Amelia menikah dengan Arsa saat usianya dua puluh empat tahun terpaut dua tahun lebih muda dengan sang suami. Dulu, Arsa pernah tinggal kelas saat SMA, jadi usianya lebih tua dari sang istri.
"Aku bisa jelaskan semua, Mel. Ini pasti ada kesalahpahaman yang kamu ga ngerti." Arsa memohon pada sang istri agar tidak mendaftarkan perceraian mereka di pengadilan agama. "A-aku memang salah, tapi berikan aku kesempatan untuk memperbaikinya. Aku akan jelaskan ini pada atasanku, Mel. Kamu bersabarlah," lanjutnya memohon dengan penuh iba pada Amelia yang sudah menemaninya selama sepuluh tahun belakangan ini.
Arsa Subianto seorang anak pengusaha sukses, sosok hitam manis yang berkharisma juga berasal dari keluarga berada. Ia memiliki tatapan yang membius kaum hawa. Tubuhnya yang atletis juga menjadi salah satu daya tarik bagi wanita. Laki-laki yang kini berprofesi sebagi polisi itu memang membuat kesalahan fatal dalam pernikahannya.
Amelia tidak menjawab ucapan Arsa. Ibu dari tiga anak itu sudah terlalu lama memendam kesedihan hingga sekarang adalah puncaknya. Ia tidak kuat lagi dengan beban yang menghimpitnya. Hatinya sudah terlalu sakit karena perselingkuhan suaminya.
"Kita bertemu di pengadilan, Sa." Amelia beranjak dari kursinya dan segera meninggalkan laki-laki yang hingga kini masih berstatua sebagai suaminya itu sendirian di taman belakang rumah mereka.
Arsa sengaja mengajak sang istri berbicara empat mata setelah ia dipergoki oleh atasannya sendiri sedang bersama dengan polisi wanita cantik di sebuah kamar hotel. Fajar, yang kala itu adik kelasnya saat SMA kini menjadi atasannya saat ini. Ya, Fajar lulusan Akademi Polisi kala itu dan sekarang menjadi atasan Arsa.
Ada sanksi hukum ketika seorang polisi tertangkap basah berselingkuh. Penghentian dengan tidak hormat akan datang pada Arsa saat ini jika tidak ada klarifikasi atau penjelasan dari keluarganya terutama sang istri. Amelia sebenarnya sudah tahu sejak empat tahun lalu jika sang suami bermain api dibelakangnya. Sebagai istri, ia berpura-pura tidak tahu apa yang terjadi.
Arsa menyulut rokok dan mengepulkan asapnya ke udara malam ini yang sangat dingin. Pahitnya pernikahan ini sebagai akibat dari hati yang tidak jujur. Ia telah menghianati cinta Amelia sejak mengenal Prita Yuliana--seorang polisi wanita muda dan masih berusia dua puluh enam. Mereka saling mengenal saat Prita awal tugas di kantor yang sama dengan Arsa.
Sejak awal perkenalan, Arsa sudah jatuh hati pada kecerdasan Prita. Gadis itu menunjukkan jika mempunyai beberapa keahlian. Salah satunya menguasai empat bahasa asing. Kekaguman Arsa semakin bertambah ketika Prita sangat peduli kepada anak yatim piatu.
Pukul sebelas malam dan udara malam ini lumayan dingin. Arsa segera masuk dan menuju ke kamarnya. Tidak ada Amelia yang menyambutnya seperti dulu. Sang istri lebih memilih untuk tidur di kamar anak bungsunya yang kini berusia empat tahun--Aron Pamungkas.
'Mel, aku memang salah, izinkan aku berubah. Tapi, aku juga tidak bisa meninggalkan Prita, dia saat ini juga sedang mengandung anakku,' gumam Arsa yang hanya bisa didengarnya seorang diri.
Pagi datang dengan cepat dan Arsa sudah bangun. Ia melihat Amelia sedang sibuk menyiapkan bekal untuk dua putra dan putri kembar mereka. Arusha dan Sashi, mereka kembar dan saat ini usianya delapan tahun--kelas dua SD. Arsha segera mendekati Aron yang kini sedang bermain dengan kedua kakaknya. Anak laki-laki tampan itu tersenyum bahagia saat melihat sang papa.
"Main sama Papa," celoteh Aron dan membuat Amelia berhenti sejenak dari kegiatan memasak untuk sarapan pagi ini.
"Pa, nanti kita berdua berangkat diantar mobil online lagi?" tanya Sashi yang sebenarnya ingin diantar sang papa.
"Nanti sekalian berangkat sama Papa. Kebetulan Papa piket siang, jadi berangkat siang nanti," jawab Arsya sambil mengelus puncak kepala anak kembarnya secara bergantian.
/0/12328/coverorgin.jpg?v=972a41826dbc7edd04f3bf6db3f6d6f1&imageMogr2/format/webp)
/0/14510/coverorgin.jpg?v=bb6ef97f7daf000e88fd854ec695eab7&imageMogr2/format/webp)
/0/2355/coverorgin.jpg?v=72ae4aae2426c5c47bc18f670395b5ff&imageMogr2/format/webp)
/0/27564/coverorgin.jpg?v=3752b09432dc83c7a1b46451d40c4bbd&imageMogr2/format/webp)
/0/16559/coverorgin.jpg?v=e2071e6c7a02478e542e0f7ba23df599&imageMogr2/format/webp)
/0/3853/coverorgin.jpg?v=b9640e1bc4332274459607b536ffc0db&imageMogr2/format/webp)
/0/23705/coverorgin.jpg?v=6209c31bca2b5f0db9b5e010ebeac781&imageMogr2/format/webp)
/0/2850/coverorgin.jpg?v=97f0192d4a1aae7e692969c4bbac8de6&imageMogr2/format/webp)
/0/2853/coverorgin.jpg?v=fd51cd88155fa6cc34f6b48d0336aed3&imageMogr2/format/webp)
/0/20413/coverorgin.jpg?v=ec86fab74cc2046f1ea680264dba5204&imageMogr2/format/webp)
/0/3629/coverorgin.jpg?v=7b79e3e2cfce30a72d9676681fbc5809&imageMogr2/format/webp)
/0/13745/coverorgin.jpg?v=561446b6eee65e8cba6b86ec5d98b026&imageMogr2/format/webp)
/0/13674/coverorgin.jpg?v=1413c5ec5e3dfea933b86330255a89ee&imageMogr2/format/webp)
/0/13203/coverorgin.jpg?v=dce661cc3a9f7d83e9b09db4a9dfd537&imageMogr2/format/webp)
/0/3062/coverorgin.jpg?v=c1b66c6c3adae32b3b4caa61c3dfd6a5&imageMogr2/format/webp)
/0/2744/coverorgin.jpg?v=34dc371bad51a2740480c7a38a5d8518&imageMogr2/format/webp)